Bagi penggemar belanja online di Eropa, terutama yang sering mengincar barang murah dari Temu atau Shein, mungkin perlu mempertimbangkan untuk segera memborong barang. Pasalnya, harga barang-barang impor itu kemungkinan bakal naik. Pemicunya? Aturan baru dari Uni Eropa yang baru saja disepakati.
Negara-negara anggota UE sepakat menaikkan biaya impor untuk mengekang banjirnya barang murah yang selama ini membanjiri pasar. Mulai Juli 2026 nanti, setiap paket dengan nilai barang hingga 150 euro akan dikenai biaya tambahan sebesar tiga euro. Biaya ini akan dipungut oleh otoritas bea cukai di masing-masing negara. Selama ini, paket bernilai kecil itu bisa masuk begitu saja tanpa bea apa pun.
Keputusan yang diambil para menteri keuangan di Brussels itu jelas-jelas menargetkan raksasa e-commerce asal Asia. Apakah nanti konsumen yang akhirnya menanggung biaya tambahan ini? Masih belum jelas. Secara teori, produsen atau importir bisa saja menanggungnya kalau mereka mau.
Lonjakan Paket yang Tak Terbendung
Faktanya, jumlah paket yang masuk ke Eropa memang melonjak drastis belakangan ini. Menurut data Komisi Eropa, pada 2024 saja sekitar 12 juta paket tiba setiap harinya. Angkanya sungguh besar. Ke Jerman misalnya, Temu dan Shein mengirim sekitar 400.000 paket per hari, begitu menurut Asosiasi Perdagangan Jerman (HDE).
Dan aturannya akan semakin ketat. Mulai 2028, semua barang impor akan dikenai bea mulai dari euro pertama. Dengan menghapus ambang batas bebas bea, UE ingin semua pedagang, di mana pun mereka beroperasi, bermain di lapangan yang sama.
Bukan Cuma Soal Harga, Tapi Juga Keamanan
Di sisi lain, isu utamanya bukan cuma persaingan harga. Ada kekhawatiran serius soal keamanan produk. Pengawas perlindungan konsumen dan Komisi Eropa sudah berkali-kali memperingatkan soal barang-barang yang tidak memenuhi standar keselamatan UE.
Kekhawatiran itu tampaknya beralasan. Hasil uji terbaru yang dirilis Stiftung Warentest, lembaga penguji produk independen di Berlin, pada 30 Oktober lalu, cukup mengkhawatirkan. Mereka bersama kelompok penguji dari Belgia dan Denmark meneliti kalung, charger USB, dan mainan bayi.
Hasilnya dramatis. Dari 162 barang yang dibeli dari penjual di Temu dan Shein, 110 di antaranya gagal memenuhi standar UE. Sekitar seperempatnya bahkan berpotensi berbahaya. Beberapa mengandung formaldehida tinggi atau logam berat seperti kadmium. Beberapa charger USB menjadi terlalu panas dan berisiko.
Artikel Terkait
Amir Hamzah Bantah Isu Perkap 10/2025 Bentuk Pembangkangan Kapolri
Desakan di Jakarta: Indonesia Didorong Jadi Penengah Konflik Thailand-Kamboja
Pelita Air dan JNE Buka Jalur Udara Gratis untuk Bantuan Bencana Sumatra
Sepuh Antre di CFD, Kartu Gratis untuk Langkah yang Lebih Mudah