Nyatanya, gelombang tertinggi yang tiba 'hanya' setinggi 70 sentimeter. Setelah beberapa jam, peringatan tsunami pun akhirnya dicabut. Napas bisa sedikit lega.
Tapi dampak gempa tetap terasa. Menurut Kyodo News, sekitar 2.700 rumah di Aomori mengalami pemadaman listrik. Laporan tentang kebakaran juga berdatangan dari beberapa titik.
Layanan transportasi ikut terganggu. Kereta peluru Shinkansen terpaksa dihentikan operasinya di beberapa area, menunggu pemeriksaan keselamatan rel dari para teknisi.
Kabar menggembirakan datang dari sektor energi. Tak lama setelah gempa, Tohoku Electric Power menyatakan bahwa tidak ada kelainan yang terdeteksi di dua pembangkit listrik tenaga nuklir, yaitu Higashidori di Aomori dan Onagawa di Miyagi. Ini tentu meredakan kecemasan tambahan.
Kesaksian dari lapangan juga mengonfirmasi korban luka. Siaran NHK, misalnya, mengutip seorang karyawan hotel di kota Hachinohe.
Ia mengatakan bahwa memang ada beberapa orang yang terluka akibat gempa malam itu.
Artikel Terkait
Korban Jiwa Bertambah, Dua Warga Sipil Tewas dalam Baku Tembak di Perbatasan Kamboja-Thailand
Tragis di Sudirman: Pesepeda Tewas Menabrak Belakang Bus TransJakarta
Dua Oknum di RSUD Sibolga Dipecat Usai Pungut Liar untuk Jenazah Korban Bencana
Ketika Alam Sakit, Ekonomi pun Ambruk: Refleksi Pasca Banjir Bandang Sumatra