Peran Masyarakat: Kunci yang Sering Terabaikan
Namun begitu, Kent punya catatan penting. Infrastruktur secanggih apapun akan percuma jika masyarakat masih abai. Sampah yang menyumbat aliran air dan tergerusnya ruang hijau adalah masalah klasik yang terus berulang.
"Permasalahan sampah masih menjadi penyebab utama penyumbatan aliran air. Ruang terbuka hijau terus tergerus," jelasnya. "Kesadaran kolektif harus dibangun. Menjaga lingkungan bukan kegiatan musiman, tetapi harus menjadi budaya."
Ia mendorong Pemprov untuk tak hanya fokus pada edukasi mitigasi bencana, seperti cara membuat tenda darurat. Yang lebih penting adalah menyosialisasikan pengelolaan sampah yang baik sejak dini.
"Masyarakat bisa mulai peduli dengan prinsip 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Partisipasi aktif seperti ini akan langsung berdampak pada pengurangan risiko banjir," tuturnya.
Ancaman di Pesisir dan Pentingnya Kolaborasi
Ancaman lain datang dari garis pantai. Sebagai Kepala BAGUNA DPD PDI Perjuangan DKI, Kent menyoroti seriusnya kondisi di Muara Baru, Muara Angke, dan Penjaringan. Penurunan muka tanah dan naiknya air laut membuat ancaman banjir rob kian nyata.
"Pembangunan tanggul laut dan sistem polder harus dipercepat. Tetapi tetap harus memperhatikan aspek sosial agar tidak menimbulkan masalah baru," katanya.
Pada akhirnya, Kent menegaskan bahwa banjir adalah masalah kompleks yang mustahil diselesaikan satu pihak saja. Diperlukan koordinasi erat antara Pemprov, pemerintah pusat, swasta, akademisi, dan tentu saja, warga biasa. Ia mengingatkan agar program jangka panjang jangan sampai terhenti hanya karena pergantian kepemimpinan atau ego sektoral.
"Kita tidak boleh lagi mengulangi pengalaman masa lalu," tegasnya. "Untuk sektor swasta dan pengembang properti, analisis dampak lingkungan jangan dianggap sebagai formalitas belaka."
Pesan penutupnya sederhana namun mendasar: sebuah ajakan untuk bersama-sama mewujudkan Jakarta yang lebih hijau dan tangguh.
"Mari kita wujudkan Jakarta yang lebih hijau, sehat, dan tangguh dalam menghadapi perubahan iklim. Ini harus menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga yang mencintai kotanya."
Artikel Terkait
Gempa 3,9 SR Guncang Bungo Jambi dari Kedalaman 212 Kilometer
Semeru Muntahkan Lava Pijar, Kolom Abu Membubung 1.000 Meter
Jenazah Bocah Berjersey Mbappe di RSUD Lubuk Basung Belum Diklaim
Satu Bibit Siklon Punah, Satunya Masih Mengintai di Barat Bengkulu