Angkanya cukup berbicara. Di Mandalika, MotoGP Grand Prix of Indonesia pada awal Oktober 2025 kemarin mencatatkan 140.324 pengunjung. Bayangkan, event itu melibatkan 3.000 pekerja lokal dan 600 UMKM. Dampak ekonominya mencapai Rp4,96 triliun. Sebelumnya, event serupa di kawasan itu pada 2024 juga sudah menyumbang sekitar Rp4,5 triliun untuk ekonomi nasional.
Sementara itu, di Danau Toba, gelaran F1 Powerboat & Aquabike Jetski World Championship berhasil menarik 120 ribu orang. Event ini jelas memperkuat positioning kawasan sebagai destinasi water sport tourism bertaraf internasional.
Event kolaborasi lain juga tak kalah sukses. Pocari Sweat Run di Mandalika diikuti 9.000 peserta. Sedangkan Borobudur Marathon 2025 lebih besar lagi, mengumpulkan 11.500 pengunjung. Mereka melibatkan 17.646 pekerja lokal dan 66 UMKM, dengan dampak ekonomi mencapai Rp74 miliar.
Menurut Maya, keberhasilan semua event global ini punya satu benang merah. Semua tak lepas dari penguatan ekosistem pariwisata yang terintegrasi. Mulai dari infrastruktur dan aksesibilitas, hingga layanan hospitality dan kesiapan komunitas lokal. Semuanya harus saling menopang.
"Olahraga itu kekuatan nyata. Ia bisa mendorong pembangunan pariwisata dan ekonomi nasional," tegas Maya.
Ia menutup, "Lewat ISS 2025, kami ingin memastikan Indonesia terus melangkah. Bergerak menuju standar global, baik dalam penyelenggaraan event olahraga maupun pengembangan destinasi itu sendiri."
Artikel Terkait
Cucun Syamsurijal Desak Normalisasi Sungai dan Huntara di Pidie Jaya
Bahlil Minta Kader Golkar Siapkan Payung Sebelum Bencana Datang
Kapolres Bogor Wikha Raih Penghargaan, Ajak Polisi Tak Hanya Jadi Penegak Hukum
Kapolda Jabar Raih Penghargaan Atas Transformasi Digital Polisi