Pada 2012, dia dituding terlibat rencana meracuni Presiden Boni Yayi. Talon membantah keras tuduhan itu, tapi dia tetap kabur ke Prancis.
Baru pada Mei 2014 dia dapat pengampunan presiden. Talon pulang dari pengasingan setahun setelahnya, tepatnya Oktober 2015.
Begitu berkuasa, dia coba melakukan reformasi. Di 2017, ada upaya mengurangi ukuran kabinet dan membatasi periode jabatan presiden. Sayangnya, parlemen menolak mentah-mentah usulan itu.
Kini, setelah hampir satu dekade, kekuasaannya berakhir secara paksa di depan kamera. Suara tentara di televisi itu mengubah segalanya dalam sekejap.
Artikel Terkait
Target 22 Medali, Kontingen Muda Difabel Indonesia Siap Sabet Emas di Dubai
Gempa dan Banjir Bandang: 950 Tewas, Ratusan Ribu Mengungsi di Sumatera
Video Molotov dan Celurit: Aksi Remaja Tak Dikenal Gegerkan Malam di Depok
Inklusiland: Ribuan Penyandang Disabilitas Rayakan Keberagaman di ICE BSD