Layar televisi pemerintah tiba-tiba disambar wajah-wajah serius sekelompok tentara. Mereka mengumumkan pembubaran pemerintah. Situasinya mencekam dugaan kudeta tengah berlangsung di Benin, negara Afrika Barat itu.
Menurut laporan Al-Jazeera pada Minggu (7/12/2025), kelompok militer tersebut menyatakan telah menggulingkan Presiden Patrice Talon. Talon sendiri sudah memimpin negara itu sejak 2016.
Sebelum jadi presiden, Talon adalah seorang pengusaha sukses. Dia bahkan punya julukan ‘raja kapas’. BBC mencatat, kemenangannya di 2016 cukup unik. Talon maju sebagai independen dan menang di putaran kedua.
Di putaran pertama, dia kalah dari Perdana Menteri Lionel Zinsou yang diusung partai berkuasa. Tapi situasi berbalik seratus delapan puluh derajat di putaran penentu. Talon meraup 65% suara, sementara Zinsou cuma dapat 35%.
Hubungan Talon dengan kekuasaan sebenarnya sudah lama dan berliku. Dia dulu adalah sekutu dekat presiden petahana saat itu, bahkan jadi penyandang dana kampanye pemilu 2006 dan 2011. Namun segalanya berubah drastis.
Artikel Terkait
Target 22 Medali, Kontingen Muda Difabel Indonesia Siap Sabet Emas di Dubai
Gempa dan Banjir Bandang: 950 Tewas, Ratusan Ribu Mengungsi di Sumatera
Video Molotov dan Celurit: Aksi Remaja Tak Dikenal Gegerkan Malam di Depok
Inklusiland: Ribuan Penyandang Disabilitas Rayakan Keberagaman di ICE BSD