Di Balik Pintu Riksaan KPK: Bukan Dementor, Tapi Seni Membaca Karakter

- Minggu, 07 Desember 2025 | 08:30 WIB
Di Balik Pintu Riksaan KPK: Bukan Dementor, Tapi Seni Membaca Karakter

Kalau kamu pernah baca atau nonton Harry Potter, pasti tahu tentang Dementor. Makhluk mengerikan itu dikenal sebagai penjaga Azkaban, menghisap habis semua kebahagiaan dan harapan siapa pun yang berada di dekatnya. Nah, coba bayangkan raut wajah seseorang yang baru saja berhadapan dengan makhluk itu. Pucat, lesu, kehilangan semangat hidup. Kira-kira mirip, deh, dengan ekspresi orang-orang yang baru keluar dari pemeriksaan KPK.

Memang ada apa, sih, di balik pintu ruang pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi itu? Apa jangan-jangan mereka menyimpan 'Dementor' versi asli di sana?

Pertengahan Februari 2017 lalu, kami sempat melihat langsung ruang pemeriksaan di markas baru KPK, Gedung Merah Putih. Total ada 72 ruangan yang didesain khusus untuk memeriksa saksi dan tersangka.

Desain Ruang yang Dirancang Cermat

Setiap ruang punya dua pintu terpisah. Satu untuk penyidik, satunya lagi untuk yang diperiksa. Yang menarik, dari sisi saksi atau tersangka, ada ruang kecil dengan cermin satu arah sebelum masuk ke ruang utama. Ruang itu dikhususkan bagi kuasa hukum mereka untuk mengamati jalannya proses.

Di dalam ruang pemeriksaan, sebuah meja memisahkan posisi penyidik dan saksi. Di atasnya ada komputer, tapi layarnya hanya menghadap ke arah penyidik. Desain ini sengaja dibuat agar setelah semua selesai, tidak ada obrolan tambahan. Masing-masing pihak keluar lewat pintu mereka sendiri, tanpa bertemu lagi di koridor.

Lalu, di mana letak 'Dementor'-nya? Ternyata, metafora itu cuma kiasan belaka.

Bukan Sihir, Tapi Strategi

Yang sebenarnya terjadi adalah permainan psikologi yang sangat manusiawi. Di balik pintu yang tertutup rapat, penyidik KPK berhadapan dengan beragam karakter manusia. Mulai dari yang sangat religius sampai yang flamboyan. Tantangannya bukan cuma pasal-pasal hukum, tapi juga cara mengambil hati dan kepercayaan mereka yang duduk di seberang meja.


Halaman:

Komentar