Menariknya, ketika perang Gaza meletus pasca-serangan 7 Oktober 2023, Gofman justru sedang bertugas sebagai komandan pusat pelatihan infanteri nasional. Dia bahkan terluka parah di hari pertama itu, saat bentrok dengan militan Hamas di kota Sderot, tak jauh dari perbatasan Gaza.
Setelah pulih, jalurnya berbelok. Dia masuk ke lingkaran dalam Netanyahu, bergabung dengan kabinetnya pada April 2024.
Riwayat Intelijen? Kosong. Tapi Pengangkatannya Lancar Saja
Di sinilah poinnya: calon bos baru Mossad ini tak punya pengalaman spesifik di bidang intelijen. Biasanya, pimpinan Mossad diambil dari kader dalam yang sudah puluhan tahun berkecimpung. Gofman bukan itu.
Namun begitu, penunjukkannya ternyata tidak memicu kontroversi politik yang berarti. Kantor Perdana Menteri dengan lantang memuji kontribusi militernya. Mereka menekankan bahwa Gofman memainkan peran penting dalam operasi militer Israel di Gaza. Sepertinya, rekam jejak tempur dan kedekatannya dengan Netanyahu menjadi pertimbangan utama.
Jadi, lembaga intelijen paling rahasia di dunia ini akan dipimpin oleh seorang jenderal lapangan. Sebuah langkah tak biasa yang hanya waktu yang bisa menjawab hasilnya.
Artikel Terkait
Warga Asing Dibekuk di Weda Bay Bawa Sembilan Paket Serbuk Nikel
Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Partai Usai Umrah di Tengah Bencana
Balita Bogor Patah Kaki dan Kepala, Diduga Dianiaya Ayah Tiri, Ibu Tahu tapi Diam
DPR Desak Maskapai: Jangan Naikkan Harga Tiket Saat Bencana