Di Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, ada sebuah panti asuhan bernama Sinar Kasih yang dikelola oleh seorang polisi. Bripda Chardes Jourdan Otniel Timate, anggota Polsek Aimas, menjalankannya bersama istrinya. Niatnya sederhana tapi kuat: dia ingin anak-anak asli Papua punya kesempatan untuk pendidikan dan kehidupan yang lebih layak.
Kepeduliannya itu tak luput dari perhatian atasan. Polres Sorong bahkan mengusulkan namanya untuk program Hoegeng Corner 2025. Sebuah bentuk apresiasi untuk dedikasinya.
"Awal mulanya dari 1995," cerita Chardes, ditemui Senin lalu. "Nenek yang kelola dulu, terus dilanjutkan Mama sampai 2018. Setelah nenek meninggal, Mama yang lanjutkan. Nah, setelah saya lulus jadi Polri dan menikah di 2022, Mama yang menawarkan saya untuk mengelola panti ini."
Kini, panti yang sudah punya SK resmi dari Dinas Sosial Kabupaten Sorong itu menjadi rumah bagi 50 anak. "Kita urus semuanya sampai ke Dinas Sosial, atas nama istri," ujarnya. "Yang terdaftar 50 semuanya, dari yang masih balita sampai yang sudah kuliah."
Soal fasilitas, ada dua gedung. Yang pertama berdiri sejak 2002. Sedangkan gedung baru, yang tiga lantai itu, adalah bantuan dana hibah dari DPR Provinsi Papua. "Total pembangunannya sekitar Rp 6 miliar," jelas Chardes.
Menjalankan semua ini tentu butuh biaya. Operasional bulanannya bisa mencapai Rp 15-20 juta. Mereka menutupinya dari mana? "Dari kantong saya dan istri, sekitar Rp 8-9 juta sebulan. Lalu ada usaha keluarga, Mama dan Bapak juga bantu. Ada juga bantuan dari donatur dan tentu saja Dinas Sosial," paparnya.
Artikel Terkait
Satgas PKH Selidiki Kaitan Longsor dan Banjir Bandang dengan Kerusakan Hutan di Sumatera
Bantuan Kemensos Genjot Distribusi Logistik ke 10 Titik Banjir Aceh
Israel Musnahkan Ratusan Buaya di Tepi Barat, Dalihnya Cegah Sabotase
Amplop Kebahagiaan Bunda Lina: Merajut Harapan di Asrama Penuh Cerita