Meski penolakan mengemuka, Ushakov menyebut pembicaraan di Moskow itu "bermanfaat". Menurutnya, posisi Rusia dan AS tidak malah semakin berjauhan setelah pertemuan panjang itu.
Pesan Keras Sebelum Pembicaraan
Tak lama sebelum pembicaraan dengan tim AS dimulai, Putin mengirim pesan yang keras. Ia menyebut Pokrovsk sebuah benteng di Ukraina timur yang baru diklaim direbut pasukannya sebagai "titik pijakan yang baik". Titik pijakan untuk apa? "Untuk menyelesaikan semua tugas yang ditetapkan pada awal operasi militer khusus," ujarnya, menggunakan istilah resmi Kremlin untuk perang ini.
Tekanan terhadap Kyiv memang datang dari berbagai penjuru. Selain di Pokrovsk, pasukan Rusia bergerak cepat di front timur pada November. Ditambah lagi, Kyiv diguncang skandal korupsi yang berujung pada pengunduran diri negosiator utama Zelensky.
Belum lagi serangan drone dan rudal Moskow yang meningkat belakangan ini. Ratusan ribu orang terpaksa hidup tanpa listrik dan pemanas. Zelensky menuding Kremlin berusaha "menghancurkan" negaranya.
Di sisi lain, pemimpin Rusia itu menuduh Eropa mensabotase kesepakatan. Pesannya suram, "Kami tidak berencana berperang dengan Eropa, tetapi jika Eropa menginginkannya dan memulai, kami siap saat ini juga."
Zelensky berharap bisa membahas isu kunci dengan presiden AS. Ia menyiratkan, motivasi sebenarnya Moskow untuk bicara dengan Washington mungkin cuma satu: melonggarkan sanksi Barat.
Kekhawatiran Eropa dan Peran Kushner
Eropa was-was. Kekhawatiran terbesar mereka adalah Washington dan Moskow mencapai kesepakatan di belakang mereka, atau memaksa Ukraina melakukan konsesi yang tidak adil.
Kekhawatiran itu punya dasar. Rencana awal AS yang 28 poin itu, yang diungkap bulan lalu, dinilai terlalu dekat dengan tuntutan Moskow. Sampai-sampai muncul tuduhan bahwa Rusia ikut menyusunnya sesuatu yang dibantah keras oleh Washington.
Laporan Bloomberg bulan lalu bahkan menyebutkan ada rekaman audio yang menunjukkan Steve Witkoff membantu melatih pejabat Rusia tentang cara Putin sebaiknya berbicara kepada Trump.
Witkoff memang bukan orang baru bagi Putin. Tapi bagi Jared Kushner, ini disebut-sebut sebagai pertemuan pertamanya dengan pemimpin Rusia itu. Kushner sebelumnya dikenal membantu menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza awal tahun ini.
Editor: Rizki Nugraha
Artikel Terkait
Gus Yahya Ungkap Alasan Rotasi Sekjen PBNU: 80-an SK Mandek di Meja Gus Ipul
Kapolri Listyo Sigit Resmi Jadi Penasihat KSPSI, Janji Perjuangkan Hak Buruh
57 Tersangka Diciduk, Sabu 1,4 Kg dan Ekstasi Senilai Rp 2,6 Miliar Digagalkan di Kalsel
Anggota DPR Desak Status Bencana Nasional untuk Banjir Sumatera