Pertemuan itu berlangsung di Kremlin, di tengah sinyal keras dari Vladimir Putin. Presiden Rusia itu baru saja menyatakan pasukannya siap terus bertempur demi tujuan awal perang. Dan di ruang itu, ia menemui dua orang Amerika: Jared Kushner, menantu Donald Trump, dan utusan khusus AS Steve Witkoff.
Ini adalah momen krusial bagi Ukraina dalam minggu yang penuh ketegangan. Setelah beberapa hari diplomasi intensif, inti pembicaraan adalah rencana perdamaian dari Washington. Rencana yang, katanya, sudah direvisi setelah versi awalnya bikin Kyiv dan sekutunya di Eropa meradang.
Yuri Ushakov, penasihat utama kepresidenan Rusia, memberikan penilaiannya usai pertemuan lima jam itu. "Sejauh ini kami belum menemukan kompromi, tetapi beberapa solusi Amerika dapat dibahas," ujarnya.
Namun begitu, ia menambahkan dengan nada datar, "Beberapa rumusan yang diajukan tidak sesuai bagi kami, dan pekerjaan akan terus berlanjut."
Di Washington, Trump sendiri tak terlalu optimis. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih, ia mengakui situasinya sulit. "Perwakilan kami sedang berada di Rusia saat ini untuk melihat apakah kita bisa menyelesaikannya," paparnya. "Situasi yang tidak mudah, biar saya katakan. Benar-benar berantakan."
Ada sedikit angin segar dari Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. Dalam wawancara Fox News yang tayang Selasa malam, ia bilang pembicaraan dengan Rusia "telah menghasilkan beberapa kemajuan" untuk mengakhiri perang. Tapi kapan wawancara itu direkam? Itu masih belum jelas.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bersikukuh dengan prinsipnya. Pada hari Senin, ia menegaskan bahwa setiap rencana harus mengakhiri perang secara permanen. Bukan cuma sekadar jeda dalam pertempuran yang dimulai sejak invasi Rusia di Februari 2022.
"Tidak akan ada solusi yang mudah," tulisnya dalam sebuah unggahan media sosial.
Dan pesannya tegas: "Yang penting adalah semuanya adil dan transparan. Tidak ada permainan yang dilakukan di belakang Ukraina. Tidak ada yang diputuskan tanpa Ukraina tentang kami, tentang masa depan kami."
Rencana yang Diubah, Tetap Ditolak
Kushner dan Witkoff konon membawa versi baru rencana AS untuk diserahkan kepada Putin. Versi awal dituding terlalu banyak memberi konsesi ke Moskow, sehingga memaksa revisi.
Ushakov menguraikan, rencana awal AS punya empat bagian. "Ada beberapa poin yang bisa kami sepakati," akunya. Tapi kemudian ia menambahkan, "Presiden tidak menyembunyikan sikap kami yang kritis, bahkan negatif, terhadap sejumlah usulan."
Tuntutan Putin jelas: Kyiv harus menyerahkan wilayah yang diklaim Moskow. Kremlin juga menolak mentah-mentah kehadiran pasukan Eropa di Ukraina untuk memantau gencatan senjata.
Zelensky, lewat media sosialnya, mengakui titik-titik paling pelik. "Pertanyaan paling sulit berkaitan dengan wilayah, aset (Rusia) yang dibekukan dan jaminan keamanan," tulisnya.
Artikel Terkait
Gus Yahya Ungkap Alasan Rotasi Sekjen PBNU: 80-an SK Mandek di Meja Gus Ipul
Kapolri Listyo Sigit Resmi Jadi Penasihat KSPSI, Janji Perjuangkan Hak Buruh
57 Tersangka Diciduk, Sabu 1,4 Kg dan Ekstasi Senilai Rp 2,6 Miliar Digagalkan di Kalsel
Anggota DPR Desak Status Bencana Nasional untuk Banjir Sumatera