Angka korban jiwa akibat banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus bertambah. Hingga Minggu malam (30/11), data sementara yang dirilis BNPB pada Senin (1/12) mencatat korban meninggal dunia telah mencapai 442 jiwa.
Namun begitu, situasi masih sangat dinamis. Pencarian terhadap 402 orang yang masih dinyatakan hilang terus digenjot oleh tim gabungan.
Kepala BNPB, Suharyanto, memberikan rincian data yang cukup mencengangkan untuk setiap provinsi.
Sumatera Utara menjadi wilayah dengan korban tertinggi. "Korban jiwa untuk Sumatra Utara 217 yang meninggal dunia kemudian 209 yang masih hilang," ungkapnya. Angka hilang ini meningkat setelah banyak keluarga melaporkan anggota mereka yang belum ditemukan di berbagai posko.
Dampak bencana ini sangat terasa. Pengungsian besar-besaran terjadi di beberapa titik, seperti di Tapanuli Selatan dengan 4.661 jiwa dan Kota Sibolga dengan 4.456 jiwa. Yang memperparah keadaan, akses darat di banyak lokasi masih terputus total.
Di Tapanuli Utara, jalur vital Tarutung-Sibolga masih tertutup material longsor. "Untuk Tarutung-Sibolga ini masih normalisasi. Yang bisa ditembus alat berat ini 40 kilometer," kata Suharyanto. Akibatnya, lebih dari 12.000 jiwa di daerah seperti Parmonangan dan Adiankoting masih terisolasi, sulit dijangkau bantuan.
Artikel Terkait
Prabowo Soroti Murid Berani Lawan Guru, DPR Ingatkan Peran Krusial Orang Tua
Trotoar Ambles di Ciputat, Bus Sekolah Terjebak dan Lalu Lintas Tersendat
PBNU Bergejolak, Surat Pencabutan Ketum Gus Yahya Ditegaskan Otentik
Gelondongan Kayu Berenang di Banjir Bandang, Kemenhut Soroti Dugaan Penebangan di Lahan APL