Sesampainya di rumah, MAR langsung menyatakan keinginannya untuk berhenti sekolah kepada ibunda. Keesokan harinya, kondisi tubuhnya tiba-tiba drop. Ia mengalami kelumpuhan, dan barulah saat itu ia bercerita bahwa kepalanya ditendang oleh FT.
Keterbatasan ekonomi sempat membuat keluarga membawanya ke pengobatan alternatif. Tapi, penyembuh justru menyarankan agar MAR segera dilarikan ke rumah sakit.
Malang tak dapat ditolak. Pada Minggu (23/11) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB, nafas MAR berhenti untuk selamanya. Ia menghembuskan nafas terakhir dalam hening, saat seluruh keluarganya terlelap.
Yang lebih memilukan, ini bukan kali pertama MAR mengalami kekerasan. Ternyata pada Oktober lalu, ia juga sempat menjadi sasaran bully dari teman lain. Dada korban kerap dipukuli, sampai-sampai ia harus dirawat intensif selama seminggu penuh di RS PMC Pekanbaru.
Artikel Terkait
Kecelakaan Maut di Tol Lampung Ungkap Sindikat Narkoba dan Lencana Polri Palsu
Fortuner Oleng di Meruya Ilir, Sopir Tewas Usai Tabrak Boks Hino
Kecelakaan Maut di Tol Lampung Ungkap Jaringan Narkoba Senilai Rp 207 Miliar
Daftar Kuota Haji 2026 Resmi Diumumkan, Cek Sekarang di Situs Kemenhaj