Lampu merah mobil patroli menerangi jalanan gelap di Tangerang, Minggu (23/11) lalu. Di situlah akhirnya Muhammad Raffi (42) berhasil diringkus. Kurir narkoba ini sempat hilang bagai ditelan bumi setelah terlibat kecelakaan di Tol Trans Sumatera, Lampung. Tapi pelariannya tak berlangsung lama.
Yang membuat mata terbelalak, barang bukti yang berhasil diamankan polisi benar-benar fantastis. Pil ekstasi sebanyak 207.529 butir! Nilainya? Coba bayangkan, lebih dari Rp 207 miliar.
"Untuk barang bukti yang diamankan yakni ekstasi sejumlah 207.529 butir yang jika konversikan ke rupiah senilai Rp 207.529.000.000 (Dua ratus tujuh miliar lima ratus dua puluh sembilan juta)," tegas Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Hadi Santoso, Senin (24/11/2025).
Dia melanjutkan, dengan disitanya ratusan ribu pil haram itu, setidaknya 207.529 jiwa generasi muda terselamatkan dari cengkeraman bahaya narkotika. Angka yang sungguh mencengangkan.
Operasi penangkapan ini sendiri digarap tim gabungan yang dipimpin Kasubdit IV Kombes Handik Zusen, dibantu Satgas NIC pimpinan Kombes Zulkarnain Harahap dan Kombes Awaludin Amin. Mereka menutup rapat peluang kabur Raffi di Jalan Raya Sangereng, Ranca Buaya, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.
Semua berawal dari sebuah insiden di Km 136 Tol Trans Sumatera, Lampung, pada Kamis (20/11). Mobil Nissan X-Trail yang dikemudikan Raffi dan penuh muatan ekstasi nyungsep akibat micro sleep yang dialami sang pengemudi.
"Dalam kondisi terhimpit, tersangka Muhammad Raffi, saat itu berusaha keluar dari kendaraan melalui atas kendaraannya," jelas Eko.
Panik. Itulah yang dirasakan Raffi. Darahnya mungkin mendidih. Dia buru-buru keluar dari mobil, tapi sebelumnya sempat membuang lima tas berisi barang haram itu ke jurang samping jalan tol. Upaya nekat untuk menghilangkan jejak.
Artikel Terkait
Jenazah Alvaro Ditemukan di Bawah Jembatan Tenjo, Diduga Dibuang Ayah Tiri
Fadli Zon Tinjau Langsung Keperkasaan Benteng Indrapatra, Usulkan Revitalisasi
Fadli Zon Soroti Peran Mahasiswa Sebagai Benteng Budaya di Era Digital
Kontroversi Unggahan Oxford: Peneliti Indonesia Terabaikan di Balik Temuan Rafflesia Langka