Bogor bukan sekadar kota hujan. Menurut Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim, catatan sejarah membuktikan daerah ini punya peran penting bagi dunia. Bahkan, dari sinilah benih Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung pertama kali disemai.
“Kita ingin mengingatkan semua bahwa peran Bogor itu sudah sejak lama cukup penting,” tegas Dedie dalam The Ambassador Summit 2025 - Road to 71st Asia-Africa Conference di Balai Kota Bogor, Kamis (20/11/2025).
Sebelum KAA Bandung yang legendaris itu, ternyata sudah lebih dulu ada Konferensi Bogor. Dedie menjelaskan, pertemuan di akhir Desember 1954 itulah yang merumuskan poin-poin penting, yang kemudian melahirkan KAA di Bandung pada April 1955.
Konferensi Asia Afrika sendiri punya dampak besar. Ia mendorong kerja sama dan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika di berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga budaya. Tak hanya itu, konferensi ini juga menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan upaya memperkuat posisi negara berkembang di panggung global.
Nah, acara The Ambassador Summit 2025 ini dianggap sebagai upaya menjaga semangat itu tetap hidup. “Sebagai semangat anti-imperialisme, anti-kolonialisme, dan semangat untuk memerdekakan bangsa,” ujar Dedie.
Baginya, semangat ini bukan sekadar romantisme sejarah. Ujungnya adalah kesejahteraan umat, kesejahteraan masyarakat global. “Jadi itu yang harus selalu kita gelorakan,” sambungnya. Pemikiran para tokoh pendahulu, menurutnya, harus terus dikawal bersama agar tujuan akhir bernegara benar-benar terwujud.
Pandangan serupa datang dari Vikram Vardhan, Perwakilan Kedutaan Besar India. Dia menekankan bahwa setelah KAA Bandung, gelombang kemerdekaan menyapu banyak negara Asia dan Afrika.
Artikel Terkait
Mobil Boks Curian Tangsel Berhasil Ditemukan di Pelosok Rumpin
Boyolali Siap Jadi Tuan Rumah Kemeriahan Hari Desa Nasional 2026
Jelang Black Friday 2025, Ini Sejarah di Balik Pesta Diskon Terbesar
Tembok Sekolah Roboh di Palmerah, Motor Warga Tertimbun Reruntuhan