Menurut keterangan Samsul, salah seorang warga yang menyaksikan kejadian, insiden ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Menjelang kejadian, wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro telah diguyur hujan yang disertai material debu vulkanik. Pihak berwenang sebelumnya telah menutup akses melintasi Jembatan Gladak Perak sebagai langkah antisipasi bahaya erupsi.
"Korban sudah dilarang melintasi jembatan karena dari kejauhan terlihat jelas luncuran awan panas guguran dari erupsi Gunung Semeru yang mengalir ke sungai di bawah jembatan. Namun, mereka tampaknya tidak mendengar peringatan atau memaksa untuk terus melintas," ujar Samsul.
Faktor cuaca yang didominasi kabut tebal dan jarak pandang terbatas diduga menjadi penyebab korban tidak dapat melihat secara jelas bahaya yang mengancam. Meskipun telah mendapat peringatan dari warga setempat, kedua korban tetap nekat melanjutkan perjalanan.
Hingga berita ini diturunkan, kedua korban masih menjalani perawatan intensif di puskesmas setempat. Insiden ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan kepatuhan terhadap protokol keselamatan saat berada di kawasan rawan bencana, khususnya selama periode aktivitas vulkanik yang meningkat.
Artikel Terkait
Dari Toko Sepi ke Omzet Melonjak: Kisah Rida Menaklukkan Pasar Digital
Ragunan Diserbu 40 Ribu Pengunjung, Suasana Malam Jadi Magnet Baru
Gangguan MRT Jakarta Pagi Ini, Stasiun Dipadati Komuter yang Terganggu
Debu Vulkanik Selimuti Jembatan Gladak Perak, 240 Personel Dikerahkan