Misteri Hubungan Soeharto dan CIA: Dibalik Kekuasaan Orde Baru

- Rabu, 12 November 2025 | 09:50 WIB
Misteri Hubungan Soeharto dan CIA: Dibalik Kekuasaan Orde Baru

Perusahaan-perusahaan Amerika seperti Freeport dan Caltex menjadi pelopor investasi asing di Indonesia. Keberadaan mereka dimungkinkan oleh stabilitas politik yang dijaga rezim Soeharto, yang sangat menguntungkan bagi kepentingan modal asing.

Perubahan Sikap Amerika terhadap Soeharto

Berakhirnya Perang Dingin mengubah peta geopolitik global. Amerika tidak lagi membutuhkan diktator militer untuk melawan komunisme, melainkan lebih memprioritaskan pasar bebas dan demokrasi formal untuk melindungi investasi globalnya.

Krisis moneter Asia 1997-1998 menjadi momentum perubahan. IMF yang sebelumnya menjadi sekutu ekonomi Orde Baru, justru menekan Soeharto dengan paket reformasi ekonomi yang memukul struktur ekonomi nasional. Tekanan politik dan media internasional secara sistematis mempercepat proses kejatuhan sang jenderal.

Refleksi atas Ketergantungan pada Kekuatan Asing

Soeharto bukanlah pion yang sepenuhnya pasif dalam hubungannya dengan Barat. Ia mampu memanfaatkan dukungan asing untuk memperkuat militer dan membangun infrastruktur. Namun, konsekuensinya adalah ketergantungan ekonomi pada utang luar negeri, terbentuknya oligarki, dan berkurangnya kedaulatan ekonomi bangsa.

Pelajaran Penting bagi Bangsa Indonesia

Kisah Soeharto mengajarkan pelajaran berharga tentang pentingnya kemandirian bangsa dalam menentukan arah politik dan ekonominya. Ketergantungan pada kekuatan asing, betapapun menguntungkan dalam jangka pendek, selalu mengandung risiko ketika kepentingan geopolitik global berubah.

Sejarah hubungan Soeharto dengan CIA mencerminkan prinsip dasar hubungan internasional: tidak ada persahabatan abadi, yang ada adalah kepentingan nasional yang abadi. Bangsa yang belajar dari sejarah akan mampu menjaga kedaulatannya di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.


Halaman:

Komentar