Analisis Kereta Cepat Whoosh: Utang, Ketergantungan China, dan Tantangan Fiskal Prabowo

- Rabu, 05 November 2025 | 08:25 WIB
Analisis Kereta Cepat Whoosh: Utang, Ketergantungan China, dan Tantangan Fiskal Prabowo

Skenario Solusi dan Trade-off Kebijakan

Beberapa skenario realistis sedang dipertimbangkan:

  • Restrukturisasi tenor panjang (40-60 tahun) yang menurunkan beban tahunan namun meningkatkan total biaya bunga jangka panjang
  • Subsidi jangka panjang melalui Public Service Obligation (PSO) yang berpotensi menggerus ruang fiskal
  • Konversi pinjaman ke ekuitas atau penjualan saham yang mengurangi liabilitas namun berisiko melepas kontrol domestik

Setiap opsi mengandung trade-off antara stabilitas fiskal, kedaulatan ekonomi, dan legitimasi politik.

Rekomendasi Kebijakan untuk Keberlanjutan Whoosh

Beberapa langkah krusial diperlukan untuk memastikan keberlanjutan proyek:

  • Transparansi data utang, jadwal pembayaran, dan syarat kontrak dengan kreditur asing
  • Audit independen terhadap proyeksi traffic dan model bisnis
  • PSO terukur dengan Key Performance Indicator dan batas waktu jelas
  • Akselerasi komersialisasi pendapatan non-fare
  • Mekanisme pengawasan independen untuk proyek strategis

Masa Depan Whoosh: Warisan atau Beban?

Klaim pemerintah tentang kemampuan membayar cicilan Rp 1,2 triliun per tahun mungkin benar secara nominal, namun persoalan sesungguhnya terletak pada ketahanan fiskal jangka panjang, keadilan antar generasi, dan kepercayaan publik.

Kesuksesan Whoosh akan ditentukan oleh kemampuan Prabowo menyeimbangkan aspek fiskal, politik, dan teknis. Jika dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas, Whoosh bisa bertransformasi dari "warisan utang" menjadi pelajaran kebijakan publik yang berharga. Sebaliknya, tanpa pengelolaan yang tepat, proyek ini akan dikenang sebagai infrastruktur berkecepatan tinggi dengan harga politik dan fiskal yang tinggi.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (iNFUS) dan kandidat doktor Ilmu Politik Universitas Padjadjaran


Halaman:

Komentar