Mengapa Sudan Pernah Dijuluki "Iran-nya Afrika"?
Tahukah Anda bahwa Sudan pernah menyandang gelar "Iran-nya Afrika"? Julukan ini muncul bukan karena kesamaan mazhab keagamaan, melainkan karena politik luar negeri Sudan yang anti-Zionis dan kemandiriannya dalam menghadapi tekanan Barat.
Poros Perlawanan Sudan di Bawah Omar al-Bashir
Selama kepemimpinan Omar al-Bashir (1989–2019), Sudan menjadi negara dengan karakter muqawamah atau perlawanan. Pemerintah Sudan menolak tekanan Amerika Serikat, menentang Israel, dan membangun hubungan strategis dengan Iran.
Pada periode 1990–2010-an, Sudan menjadi mitra strategis Iran di Afrika Timur. Iran membangun pabrik senjata di Khartoum, mengirim penasihat militer, dan menggunakan pelabuhan Sudan untuk mengirim senjata ke Gaza. Akibatnya, kedua negara ini dicap sebagai "rogue states" oleh Barat.
Perubahan Politik dan Normalisasi dengan Israel
Situasi berubah ketika perang Yaman meletus tahun 2015. Di bawah tekanan embargo politik dan ekonomi, Sudan akhirnya memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah mendapat tekanan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Artikel Terkait
Anies Baswedan Kritik Pemerintah: Janji Jutaan Kerja & Rumah Tak Terasa di Lapangan
Kapal Api Global Gelar Program Kapal Api Peduli di Panti Asuhan Jakarta
Kebakaran Gudang Rongsokan di Bandar Lampung Diduga Akibat Puntung Rokok, Kerugian Rp10 Juta
Proyek Kereta Cepat Whoosh: Sejarah Kesepakatan Jokowi dengan China vs Proposal Jepang