71.000 Ton Amunisi Belum Meledak di Gaza: Ancaman Bom Waktu bagi Warga Sipil
Konflik di Jalur Gaza meninggalkan warisan mengerikan berupa puluhan ribu ton bahan peledak yang belum meledak. Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Gaza, lebih dari 71.000 ton mesiu dan amunisi aktif tersebar di antara reruntuhan, mengubah wilayah ini menjadi ladang ranjau terbuka yang mengancam keselamatan warga setiap saat.
Krisis Kemanusiaan dan Ancaman Tersembunyi di Gaza
Di balik 65-70 juta ton puing reruntuhan rumah, sekolah, dan infrastruktur vital, tersembunyi bahaya laten yang diperkirakan mencapai 71.000 ton bahan peledak aktif. Kondisi ini menciptakan situasi darurat kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern, di mana setiap langkah warga sipil dan relawan kemanusiaan berisiko memicu ledakan mematikan.
Operasi Penyelamatan yang Mempertaruhkan Nyawa
Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, mengungkapkan realitas mengerikan yang dihadapi tim penyelamat. "Kami menghadapi risiko nyata setiap hari. Satu langkah keliru bisa berakibat fatal," ujarnya. Bahan peledak ditemukan tidak hanya di bangunan tempat tinggal, tetapi juga di jalan-jalan dan area pertanian.
Korban Jiwa Akibat Amunisi Aktif
Beberapa bulan terakhir mencatat serangkaian insiden tragis akibat ledakan sisa amunisi. Di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, tiga warga tewas saat membersihkan puing rumah mereka. Insiden serupa terjadi di Kamp Pengungsi Nuseirat yang melukai empat pekerja, serta di Kota Al-Qarara, Khan Yunis.
Artikel Terkait
Kebangsaan Progresif Ibas: Strategi Hadapi Tantangan Global dengan Inovasi dan Data
Bupati Pati Hendra Sudewo Tak Jadi Dimakzulkan, DPRD Tampung Protes Warga
1.500 Personel Gabungan Amankan Konser BLACKPINK 2025 di GBK, Ini Rinciannya
Prof. Heri Hermansyah, Rektor UI, Raih Gelar AFEO Honorary Fellow 2024: Prestasi Internasional