Kelihaian Politik Dasco dan Warisan Taufik Kiemas
Amir Hamzah melihat kesamaan gaya politik Dasco dengan almarhum Taufik Kiemas dari PDI Perjuangan yang dikenal dengan semboyan "merajut merah-putih". "Taufik Kiemas dulu dikenal pandai merangkul semua kalangan nasionalis, Islamis, maupun kelompok oposisi demi stabilitas bangsa. Pola yang sama kini terlihat pada Dasco," kata Amir.
Sebagai Ketua Harian DPP Gerindra dan Wakil Ketua DPR RI, Dasco memiliki posisi strategis untuk menjadi jembatan antara kekuasaan eksekutif dan aspirasi publik. Langkah politik ini menunjukkan bahwa Gerindra ingin menampilkan wajah kekuasaan yang berjiwa inklusif dan nasionalis.
Soft Power dan Manajemen Konflik Ideologi
Dari kacamata intelijen, pertemuan Ba'asyir-Dasco merupakan bagian dari strategi soft power pemerintahan Prabowo dalam mengelola potensi konflik ideologi di masyarakat. "Intelijen memandang bahwa ancaman terhadap negara tidak selalu datang dari kekuatan fisik, tapi dari polarisasi ideologis yang berlarut. Dialog seperti ini adalah bentuk pencegahan yang elegan," ungkap Amir.
Pertemuan ini juga tidak berdiri sendiri, mengingat sebelumnya Ba'asyir telah bertemu dengan mantan Presiden Joko Widodo di Solo. Rangkaian pertemuan ini membentuk pesan berkelanjutan tentang pentingnya rekonsiliasi nasional di Indonesia.
Secara keseluruhan, pertemuan Ba'asyir dan Dasco di DPR harus dibaca sebagai bagian dari narasi besar rekonsiliasi nasional dan rekonstruksi kebangsaan di era pemerintahan Prabowo Subianto.
Artikel Terkait
Anies Tegaskan Prinsip: Tak Pernah Laporkan Kritikus ke Polisi
Deru Ekskavator di Malam Hari, Perjuangan Bersihkan Pesantren dari Kubangan Kayu dan Lumpur
Pos Polisi Bertema Frozen di Jombang Sediakan Kopi dan Pijat Gratis
Bali Sepi di Libur Akhir Tahun, Warga Soroti Diskriminasi dan Persaingan