PERHAPI Dukung Penuh Langkah Strategis Pemerintah Berantas Tambang Ilegal
Persatuan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) menegaskan pentingnya komitmen nyata dalam pemberantasan tambang ilegal, tidak hanya sekadar wacana. Menurut PERHAPI, langkah pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto membuka babak baru dalam penegakan hukum di sektor mineral dan batu bara.
Program Pemberantasan Tambang Ilegal Harus Sistematis dan Berkelanjutan
Ketua Umum PERHAPI, Sudirman Widhy Hartono, menekankan bahwa program pemberantasan tambang ilegal harus dijalankan secara sistematis, melibatkan lintas lembaga, dan berkelanjutan. Ia menyatakan ini adalah momentum tepat untuk memperbaiki tata kelola sumber daya nasional.
Pembentukan Satgas Pemberantasan Tambang Ilegal dan Kawasan Hutan dinilai sebagai sinyal kuat keseriusan pemerintah dalam menindak pelaku perusakan sumber daya alam. PERHAPI mengapresiasi langkah Presiden yang menyoroti masalah ini dalam Sidang Tahunan MPR, menandai pertama kalinya isu tambang ilegal diangkat di level tertinggi negara.
Sejarah dan Perkembangan Tambang Ilegal di Indonesia
Masalah tambang ilegal bukanlah hal baru. Aktivitas ini telah ada sejak masa kolonial, terutama pada komoditas timah, emas, dan batuan. Namun, lonjakan signifikan terjadi sejak akhir era reformasi 1990-an, seiring dengan masifnya penggunaan alat berat seperti ekskavator dan truk besar.
Sudirman menegaskan bahwa praktik tambang ilegal mustahil dijalankan oleh rakyat kecil saja. Ada keterlibatan modal besar, jaringan lokal, hingga oknum aparat di dalamnya. Kini, aktivitas ilegal ini telah merambah hampir semua komoditas strategis, mulai dari batubara di Kalimantan, nikel di Sulawesi, emas di Sumatera, hingga bauksit di Kalimantan Barat.
Artikel Terkait
10 Tahun Jokowi dan Transisi ke Prabowo: Mengungkap Ilusi Kekuasaan di Balik Istana yang Tak Pernah Sirna
Bunga 2% Kereta Cepat: Mantan Pimpinan KPK Beberkan Alasan Ini Cermin Niat Jahat
Idealis vs Realistis: Bisakah Pemerintahan Baru Benar-Benar Berubah?
Misteri PIK 2: Kedaulatan Negara Masih Dikuasai Oligarki Meski Status PSN Dihapus?