"Masalah utama yang saya lihat adalah kebocoran kekayaan negara. Apa pun yang kita inginkan, mustahil kita capai kalau kekayaan kita tidak kita kuasai, tidak kita kelola. Kekayaan itu ibarat darah di suatu badan. Kalau darah kita bocor, mengalir sekian cc, di ujungnya manusia badan itu mati, sama," jelasnya dengan gamblang.
Presiden menekankan bahwa dirinya tidak pernah mencampuri urusan internal Polri atau menitipkan orang untuk menduduki jabatan tertentu. Namun, ia mengakui pernah merekomendasikan mantan pengawalnya yang sudah bertahun-tahun mengabdi dan mempertaruhkan nyawa.
"Ya kalau mantan pengawal saya ada polisi yang dulu ngawal saya, tolonglah masuk secapa, itu sah, boleh dong saya titip 'ini bintara baik ya jadikanlah perwira', dari ratusan ribu aku titip berapa 2,3 orang ya kan? Mantan pengawal saya," kata Prabowo membela tindakannya.
Ia juga berargumen bahwa pengawal dan pengemudinya (motoris) telah menunjukkan pengabdian dan loyalitas tinggi, bahkan kerap mempertaruhkan nyawa dalam tugasnya. Meski begitu, Prabowo menegaskan bahwa ia sama sekali tidak menitipkan anggota keluarganya sendiri.
"Jadi ya saya ngakulah tapi itu sah, bener nggak? Ayok, jenderal-jenderal, menteri-menteri, kalian juga nitip-nitip kan, ya 1, 2 orang boleh, tapi ndak ada saya titip ponakan saya, apa iya kan. tolong jadiin nggak ada, Anda tanggung jawab, hanya saya minta 3 karena saya fokus tadi saya mau cari di mana ini kekayaan negara ini ya kan," pungkas Presiden Prabowo Subianto.
Artikel Terkait
Banjir Kemang Jakarta Belum Surut, Damkar Evakuasi Karyawan Kantor Terkepung
Cegah Bunuh Diri pada Anak: Peran Resiliensi dan Kelekatan Emosional Menurut KPAI
Banjir Bandang Garut Rendam Ratusan Rumah, Ini Penyebab dan Dampaknya
Analisis Dampak Politik: Prabowo Hadir di Kongres Projo 2025?