Dari Sampah Dapur hingga Senyum Anak Sekolah: Inovasi SPPG Margomulyo yang Berdayakan Lingkungan

- Kamis, 18 Desember 2025 | 13:24 WIB
Dari Sampah Dapur hingga Senyum Anak Sekolah: Inovasi SPPG Margomulyo yang Berdayakan Lingkungan

Di tengah hiruk-pikuk isu sampah, ada secercah inovasi yang muncul dari Kalurahan Margomulyo, Sleman. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat punya cara unik mengelola limbah dapurnya. Mereka tak membiarkan sampah itu sia-sia. Justru diolah jadi sesuatu yang punya nilai guna.

Caranya? Mereka pilah dulu. Untuk sampah anorganik seperti plastik bekas kemasan atau bahkan sisa masker sekali pakai, SPPG Margomulyo bekerja sama dengan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Murangan. Di tempat itu, tumpukan sampah yang biasanya jadi masalah diubah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

“Kita ubah sampah plastik, sisa masker segala macam itu menjadi bio solar ramah lingkungan,” jelas Kepala SPPG Margomulyo, Joni Prasetyo.

Nah, untuk sampah organik sisa potongan sayur dan sejenisnya, ceritanya berbeda lagi. Mereka menggandeng salah satu masjid di wilayah Sleman. Sampah basah ini kemudian diolah menjadi pakan ternak atau pupuk kompos. Prosesnya memanfaatkan sumur resapan biopori.

Joni menyebut, di area SPPG sendiri tersedia 17 sumur resapan untuk keperluan biopori itu. “Dari penyiapan bahan bakunya kita kebermanfaatan, hingga sampai sisa sampahnya kita pikirkan tetap bermanfaat,” bebernya. Prinsipnya sederhana: dari hulu ke hilir, semuanya harus memberi manfaat.

Lebih dari Sekadar Dapur Gratis

Sebagai penyedia makan bergizi gratis, SPPG Margomulyo ternyata punya dampak yang lebih luas. Mereka tak cuma fokus pada penerima manfaat, tapi juga memberdayakan warga dan lingkungan sekitarnya. Semangat kebermanfaatan itu benar-benar kental.

“Terutama bagi teman-teman relawan. Karena relawan di SPPG Margomulyo, pekerjanya warga sekitar. Hampir 90 persen warga sekitar,” kata Joni menegaskan.

Semangat pemberdayaan lokal ini juga terlihat dari rantai pasokannya. Telur untuk menu MBG, misalnya, didapat dari peternakan warga sekitar. Begitu pula dengan buah dan sayuran, dipasok langsung dari kebun petani lokal.

“Bahan baku seluruh yang masuk di SPPG pemberdayaan hasil pertanian, peternakan yang dihimpun dari BUMKal masing-masing di Kapanewon Seyegan,” ucap Joni.


Halaman:

Komentar