Biarlah majelis itu sepi, justru dari situ akan terlihat siapa yang datang karena ilmu dan siapa yang datang karena hiburan. Agama ini sudah mulia tanpa perlu dipoles dengan tawa.
Mengembalikan Tujuan Majelis Ilmu
Imam al-Ghazali dalam Ayyuhal Walad menyatakan: Tujuan ceramah adalah membuat hati manusia gelisah karena akhirat, bukan tenang karena dunia. Bukan untuk membuat mereka tertawa, tapi tersadar.
Kita datang ke majelis bukan untuk dihibur, tapi untuk menambah beban kesadaran bahwa kita ini hamba yang banyak salah, bahwa surga tak murah, dan neraka bukan dongeng.
Dampak Negatif bagi Masyarakat
Jangan heran jika minat masyarakat terhadap ilmu menurun, akhlak tak bertambah baik, dan ilmu tak bertambah dalam. Penyebabnya karena yang mereka datangi bukan majelis ilmu, tapi panggung sandiwara.
Yang salah bukan hanya "Gus"-nya, tapi juga yang memberi panggung, yang memberi mikrofon, dan yang dengan sadar hadir demi tawa, bukan demi taqwa.
Refleksi untuk Perbaikan
Jika tetangga sebelah saja dengan segala kekurangannya bisa membuat majelis yang khusyuk tanpa gimmick, masa kita yang mengaku Ahlussunnah wal Jamaah justru menjadikan pengajian sebagai komedi?
Sudah saatnya kita kembali menata arah. Datang ke majelis bukan untuk tertawa, tapi untuk tersadar.
Artikel Terkait
Ahli Geologi Ingatkan: Hunian Korban Bencana di Sumatra Tak Boleh Dibangun di Atas Memori Bencana
Tito Pastikan Bantuan Rp 268 Miliar untuk Korban Bencana Tepat Sasaran
Kuntoro Mangkusubroto: Kisah di Balik Model Pemulihan Aceh yang Menginspirasi Dunia
Pantai Bondi Berdarah: Jejak ISIS dalam Penembakan Massal Hanukkah