Perusahaan Shaul Gueta, perusahaan baja dan besi tua yang berbasis di Ashdod, Israel selatan, dinyatakan bangkrut akibat embargo perdagangan Turki. Menurut laporan harian bisnis Israel Calcalist, perusahaan ini mengandalkan ekspor ke Turki untuk 70% penjualannya.
Kronologi Kebangkrutan Perusahaan Shaul Gueta
Total utang perusahaan mencapai 105 juta shekel (sekitar $32 juta), dengan penurunan volume bisnis drastis dari 200 juta shekel ($61 juta) pada 2022 menjadi hanya 35 juta shekel ($11 juta) pada paruh pertama 2025.
Kreditor terbesar perusahaan termasuk International Bank (18 juta shekel), Bank Hapoalim (15 juta shekel), Mercantile Bank (11 juta shekel), dan Mizrahi-Tefahot Bank (1,5 juta shekel).
Proses Hukum dan Restrukturisasi
Pengadilan Distrik Beersheba telah menunjuk pengacara Doron Tishman sebagai wali amanat yang akan memutuskan apakah perusahaan akan dilikuidasi atau direstrukturisasi. Perwakilan perusahaan menyatakan bahwa serangan di Gaza dan embargo Turki menjadi faktor utama penurunan penjualan.
Dampak Makro Ekonomi
Turki telah mengurangi perdagangan dengan Israel sekitar 30% sejak awal konflik Gaza hingga pemberlakuan embargo total pada Mei 2024. Langkah ini menunjukkan dampak signifikan sanksi ekonomi terhadap bisnis Israel yang bergantung pada pasar Turki.
Artikel Terkait
Misteri Situs Liyangan: Kota Mataram Kuno yang Lenyap Ditelan Abu, Tapi Tanpa Satu Jenazah Pun
Mahfud MD Bela Luhut di Kasus Whoosh: Ada Apa di Balik Pembelaan yang Bikin Penasaran Ini?
Visi Jonan yang Ditutup-tutupi: Mengapa Kereta Cepat Bukan Prioritas dan Rencana Besar yang Terlupakan
Banjir Semarang Lumpuhkan 24 Kelurahan, 63.400 Jiwa Terdampak: Ini Daftar Lengkap Lokasinya!