Ruang Interaksi Sosial Warga
Herawati mengungkapkan bagaimana taman ini menjadi ruang interaksi sosial yang positif. "Hubungan antar warga dan komunitas terjalin baik di sini," katanya. Keluarga datang untuk bersantai, anak-anak bermain sepeda, sementara orang tua menggunakan alat fitness tersedia.
Kapasitas taman mampu menampung hingga 50 pengunjung di hari biasa dan lebih ramai saat acara komunitas. Aktivitas bisa berlangsung hingga subuh dengan pengawasan ketat petugas keamanan.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski telah menjadi ruang publik yang sukses, tantangan tetap ada. Herawati dan Adek sama-sama menyoroti masalah pengunjung yang merokok di area taman. "Padahal sudah ada larangan merokok, tapi masih ada yang melanggar," keluh Herawati.
Kedua pengunjung setia ini berharap kesadaran masyarakat tumbuh untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan kenyamanan taman. Dengan fasilitas yang sudah "bintang lima" menurut Adek, partisipasi masyarakat dalam menjaga taman menjadi kunci keberlanjutan.
Transformasi kolong tol Slipi membuktikan bagaimana ruang terabaikan bisa diubah menjadi ruang hidup yang produktif. Kini, di bawah jalan layang yang sibuk, roda BMX berputar, anak-anak tertawa, dan warga menikmati ruang hijau yang menjadi napas baru bagi ibu kota.
Artikel Terkait
Bocoran Mengerikan! Siapa Dalang di Balik Pagar Laut PIK-2 yang Merobek Kedaulatan NKRI?
Demo Palestina Gempark Kedubes AS: Rock, Massa, dan Tuntutan Tegas untuk Israel
Mengapa Indonesia Harus Kembali ke Pancasila Asli Sebelum Terlambat?
Kemenag Tutup 25 Pesantren Radikal, 5.077 Santri Ini Alihkan ke Jalan Moderat