Kisah Che Guevara & Muhammad Karim: Renungan tentang Pengkhianatan dan Keteguhan
Oleh: Firman Tendry
Advocate, Aktivis 98
Ada satu kisah getir tentang pengkhianatan manusia terhadap cita-cita mulia yang bermula dari tempat terpencil di pegunungan Bolivia. Di sana, Che Guevara — simbol perlawanan terhadap penindasan — ditangkap bukan oleh tentara elite, melainkan karena laporan seorang penggembala kambing.
Ketika orang bertanya kepada sang penggembala, "Bagaimana engkau sanggup melaporkan seorang lelaki yang menghabiskan hidupnya berjuang demi kalian?" Ia menjawab dengan tenang:
"Peperangannya menakutkan kambing-kambingku."
Jawaban itu tampak sederhana, tetapi di baliknya tersimpan tragedi kemanusiaan yang dalam: bahwa manusia lebih sering memilih kenyamanan kecil daripada kebebasan besar. Penggembala itu adalah cermin dari kebanyakan kita — manusia yang mengorbankan cita-cita demi ketenangan pribadi.
Kisah Serupa dari Mesir: Muhammad Karim dan Napoleon
Beberapa abad sebelumnya, kisah serupa terjadi di Mesir. Muhammad Karim, panglima agung yang gagah berani, bangkit menentang penjajahan Napoleon Bonaparte. Ia berperang demi kehormatan bangsanya, bukan untuk kemuliaan pribadi.
Ketika ia kalah dan dijatuhi hukuman mati, Napoleon menawarkan pengampunan — asal ia membayar sepuluh ribu keping emas. Karim tidak punya harta sebanyak itu, tetapi ia yakin rakyat yang ia bela akan menolongnya. Ia dibawa ke pasar, dirantai, dengan harapan akan ada tangan-tangan yang terulur. Tapi tak seorang pun pedagang yang peduli.
Mereka menuduhnya biang kehancuran ekonomi, penyebab turunnya omzet, dan sumber kesengsaraan kota.
Akhirnya ia kembali kepada Napoleon dengan dada retak dan mata basah, dan Napoleon — seorang penjajah — berkata kalimat yang mestinya membuat kita malu sebagai bangsa merdeka:
"Aku tidak akan menghukum mati mu karena engkau berperang melawan kami, tetapi karena engkau mengorbankan hidupmu demi kaum pengecut — kaum yang lebih sibuk berdagang daripada memikirkan kebebasan tanah air mereka."
Relevansi dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
Kedua kisah itu — Che Guevara dan Muhammad Karim — adalah potret universal tentang pengkhianatan manusia terhadap cita-cita. Dan sayangnya, potret itu kini terpajang jelas di dinding sejarah Indonesia.
Artikel Terkait
Gencatan Senjata Langgar Lagi, Israel Serang Gaza Tengah: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Gagalkan 8 Kg Sabu & Ribuan Ekstasi Jaringan Malaysia di Asahan, Begini Modus Barunya!
Waspada Macet Total! Rute Mana Saja yang Ditutup untuk Sumpah Pemuda & Jakarta Running 2025?
Prabowo Tiba di Malaysia, Ini 5 Fakta Menarik KTT ASEAN 2025 yang Bikin Penasaran