Pengkhianatan Che Guevara & Tragedi Pahlawan: Cermin Kelam Indonesia Saat Ini?

- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 15:50 WIB
Pengkhianatan Che Guevara & Tragedi Pahlawan: Cermin Kelam Indonesia Saat Ini?

Kita hidup di masa ketika banyak orang lebih takut kehilangan "kambing-kambingnya" — kenyamanan, jabatan, relasi, bisnis, akses — daripada kehilangan kebenaran. Banyak yang rela berkompromi dengan kebohongan asal perutnya kenyang, anaknya aman, dan statusnya tetap tinggi.

Di negeri ini, para pejuang kerap disalib di depan rakyat yang mereka selamatkan. Mereka yang berteriak melawan ketidakadilan diserang bukan hanya oleh kekuasaan, tapi juga oleh rakyat yang ia bela. Kita menonton orang jujur dipermalukan, dan kita sibuk menunduk — pura-pura tidak tahu, demi keamanan diri sendiri.

Kita lupa, bahwa kebebasan tidak pernah lahir dari kenyamanan. Bahwa kemerdekaan tidak akan bertahan jika dijaga oleh para pedagang moral dan penakut hati.

Generasi yang Mudah Menyerah vs. Pemberani

Indonesia, sejak lama, adalah negeri yang dilahirkan oleh darah para pemberani, namun kini dijaga oleh generasi yang mudah menyerah. Kita melihat aktivis menjadi oportunis, idealis menjadi pragmatis, dan kebenaran dijadikan komoditas.

Kita berdebat soal etika, tapi diam ketika ketidakadilan menjadi sistemik. Kita memuja pahlawan di buku pelajaran, tetapi menghancurkan orang-orang yang berjuang hari ini.

Maka benarlah pesan dari kisah ini: "Memperjuangkan masyarakat yang jahil sama seperti menggali kuburan sendiri."

Keteguhan Hati di Tengah Pengkhianatan

Namun, justru di sinilah letak keagungan manusia sejati — mereka yang tetap berjuang meski tahu hasilnya bisa jadi adalah liang lahat. Karena perjuangan sejati bukan tentang menang atau kalah, tapi tentang tetap setia pada nurani ketika dunia memilih berkhianat.

Di antara kerumunan yang memilih diam, masih ada segelintir yang menolak tunduk. Mereka tidak ingin kambing-kambingnya tenang sementara bangsanya hancur. Mereka adalah suara-suara yang tersisa, yang tahu bahwa kebenaran sering kali sepi, dan keadilan tak selalu menang.

Pesan untuk Masa Depan Indonesia

Dan barangkali, di masa depan, ketika bangsa ini nyaris melupakan arti perjuangan, kisah Che Guevara dan Muhammad Karim akan berbisik lembut kepada kita:

Jangan jadi penggembala yang menukar kemerdekaan dengan ketenangan kambingmu. Jangan jadi pedagang yang menukar pahlawan dengan emas. Jadilah manusia yang, sekalipun kalah, tetap setia pada kebenaran.


Halaman:

Komentar