2. Komponen Bunga Pinjaman yang Tidak Wajar
Perbandingan skema pembiayaan menunjukkan perbedaan signifikan dalam komponen bunga. China menawarkan bunga 2% per tahun, sementara Jepang hanya 0,1% per tahun. Dengan pembiayaan utang 4,5 miliar dolar AS, beban bunga pinjaman China mencapai 90 juta dolar AS per tahun, 20 kali lipat lebih tinggi dari Jepang yang hanya 4,5 juta dolar AS per tahun.
Dalam masa tenggang 10 tahun, total bunga pinjaman China mencapai 900 juta dolar AS, sementara Jepang hanya 45 juta dolar AS. Pengabaian komponen biaya bunga dalam evaluasi proyek termasuk pelanggaran serius.
3. Pembengkakan Biaya yang Tidak Normal
Biaya proyek membengkak 1,2 miliar dolar AS menjadi total 7,22 miliar dolar AS. Pembengkakan 20% ini tidak wajar mengingat proyek seharusnya bersifat turnkey dengan harga tetap. Yang lebih memprihatinkan, 75% pembiayaan utang dari cost overrun dikenakan bunga 3,4% per tahun.
Total bunga pinjaman proyek kini mencapai 120,6 juta dolar AS per tahun atau sekitar Rp1,97 triliun, sementara penawaran Jepang hanya sekitar Rp75 miliar per tahun.
Desakan untuk KPK
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, KPK harus segera melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap dugaan korupsi dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Masyarakat menuntut transparansi dan keadilan dalam penanganan kasus ini.
Artikel Terkait
Pengamat Ungkap Rahasia Kinerja Seskab Teddy Masuk 5 Besar Kabinet, Apa Kuncinya?
AS Berpaling? Dukungan untuk Palestina Tembus Rekor, Ini Alasannya!
Rp112 T, Jarak 15x Lebih Panjang: Proyek Kereta Cepat Saudi Bikin Whoosh Terlihat Seperti Apa?
Bintang Toedjoe & WHO: Kisah Jahe Merah Lokal yang Mendunia