Purbaya for President? Kontroversi Kontes Popularitas yang Bikin Heboh!

- Kamis, 23 Oktober 2025 | 05:20 WIB
Purbaya for President? Kontroversi Kontes Popularitas yang Bikin Heboh!

Popularitas tidak hanya penting selama masa kampanye, tetapi juga saat memerintah. Dengan membangun citra sebagai pemimpin tegas, berani, dan berpihak pada rakyat, seorang politisi dapat tetap populer meskipun tidak fokus pada tugas utamanya. Bahkan, beberapa pejabat lebih dikenal sebagai pembuat konten daripada pengelola pemerintahan.

Fenomena Pejabat Populer: KDM dan Menteri Keuangan

Gubernur Jawa Barat, KDM, adalah contoh pejabat yang sukses membangun popularitas dengan terjun ke berbagai isu di luar tugasnya, seperti mengirim siswa nakal ke barak militer atau menyelesaikan sengketa tetangga. Di sisi lain, Menteri Keuangan juga mencuri perhatian dengan gaya "cowboy"-nya, mengkritik DPR dan mengurusi hal-hal di luar wewenangnya, seperti jual beli jabatan di pemda.

Ekonomi dan Angka-Angka Fantastis

Menteri Keuangan kerap mengumumkan angka-angka fantastis, seperti pertumbuhan ekonomi 6% atau penyaluran dana ratusan triliun rupiah. Namun, angka-angka ini sering kali tidak disertai dengan model atau rasionalisasi yang jelas. Pemerintah saat ini memang gemar menggunakan angka besar untuk membangun citra, meskipun data pendukungnya tidak selalu transparan.

Pencitraan dan Masa Depan Politik Indonesia

Sejak era Jokowi, politik Indonesia didominasi oleh pencitraan melalui gaya galak, tegas, dan emosional. Kini, muncul wacana "Purbaya for President" sebagai alternatif pemimpin populer berikutnya. Survei menunjukkan bahwa popularitasnya melambung berkat gaya "cowboy"-nya, meskipun Pilpres masih lama.

Kesimpulan

Popularitas telah menjadi faktor kunci dalam politik Indonesia. Strategi seperti pembuatan konten menarik, interaksi di media sosial, dan pencitraan melalui tindakan di luar tugas resmi mampu meningkatkan elektabilitas. Namun, pertanyaannya adalah apakah popularitas ini akan berbanding lurus dengan kinerja dan kesejahteraan rakyat?


Halaman:

Komentar