Selasa lalu, TPA Suwung resmi ditutup. Pemerintah Provinsi Bali memutuskan, tempat pembuangan akhir itu kini hanya bakal menerima sampah residu. Kebijakan ini, tentu saja, langsung bikin pusing. Para kepala desa dituntut cepat cari akal agar sampah di wilayahnya gak numpuk dan bau menyengat.
Desa Sanur Kauh di Denpasar, misalnya. Mereka sudah punya tempat pengolahan sampah bernama TPS3R Sekar Tanjung. Tapi, mandiri sepenuhnya? Belum juga.
“Intinya, kita jangan menyalahkan si A, B, C,” ujar Koordinator TPS3R Sekar Tanjung, I Wayan Merta, Kamis pekan lalu.
“Sebenarnya kalau mau memilah sampah berbasis sumber, kita tidak memerlukan TPA besar,” tambahnya.
Fasilitas yang melayani sekitar 2.825 pelanggan mulai rumah tangga, indekos, sampai hotel ini setiap hari mengangkut 9 hingga 14 ton sampah. Yang mencengangkan, hampir separuh lebih adalah residu: popok, pembalut, kardus bekas makanan, dan sejenisnya, bisa mencapai 6-8 ton. Sementara sampah organik diolah jadi media tanam untuk disumbangkan ke sekolah atau petani. Sampah anorganik dibersihkan dan dijual ke pengepul, sisa makanan pun punya jalur sendiri ke peternakan babi.
Dengan iuran Rp 50 ribu per bulan dari warga dan ratusan ribu dari pengusaha, capaian mereka belum maksimal. “Kami hanya mampu mengolah sekitar 35 persen dari yang diangkut. Walaupun tidak sempurna, tim kami terus berusaha dan berinovasi,” aku Wayan.
Target 200 Teba Modern
Menanggapi penutupan TPA Suwung, Desa Sanur Kauh punya rencana ambisius: membangun 200 unit teba modern. Apa itu? Sistem pengolahan sampah organik skala rumah tangga, berupa lubang beton sedalam dua meter yang ditutup. Fungsinya mengurai sampah dapur dan dedaunan jadi kompos secara alami.
Dana APBDes akan digelontorkan agar warga tak terbebani, mengingat biaya per unitnya sekitar Rp 2,3 juta. Sayangnya, hingga saat ini baru 50 unit yang terealisasi. Sisanya masih menunggu anggaran turun.
Artikel Terkait
Kumparan Awards 2025: Empat Pemimpin Ini Dinilai Menyalakan Harapan Indonesia
Dedi Mulyadi Raih Penghargaan Impact Makers 2025 Meski Absen
Skandal Dana Hibah Pariwisata: Mantan Bupati Sleman Didakwa Alirkan Rp17 Miliar untuk Pemenangan Istri
Mantan Danjen Kopassus Ledak: Prabowo Seperti Katak dalam Tempurung