Setelah yakin korban telah tewas, Febrianto kabur dari TKP dengan membawa serta sepeda motor dan ponsel milik Anti. Tindakan ini dilakukannya sebagai upaya untuk melarikan diri dan menghindari kejaran aparat.
5. Gangguan Mimpi dari Arwah Korban
Fakta paling mencengangkan adalah pengakuan Febrianto bahwa ia terus diganggu oleh mimpi tentang arwah Anti Puspitasari. Dalam mimpinya, korban meminta untuk diziarahi dan diadakan selamatan. Mimpi inilah yang konon mendorongnya untuk akhirnya menyerahkan diri.
6. Korban dalam Kondisi Hamil
Tragedi ini semakin memilukan dengan terungkapnya fakta bahwa Anti Puspitasari sedang mengandung pada saat pembunuhan terjadi. Kondisi ini membuat kasus ini mendapatkan sorotan dan simpati yang sangat luas dari masyarakat.
7. Penyesalan yang Terlambat
Febrianto mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya. Ia menyatakan bahwa mimpi-mimpi itu menyadarkannya dan membuatnya ingin menebus kesalahan, salah satunya dengan berziarah ke makam korban.
Kasus pembunuhan Anti Puspitasari ini menjadi pengingat kelam tentang bagaimana emosi sesaat dapat berujung pada tragedi yang tak terpulihkan. Unsur mistis yang dihadirkan melalui pengakuan pelaku menambah kompleksitas cerita di balik tindak kejahatan ini.
Sumber: Suara.com
Artikel Terkait
Prabowo dan Sawit: Mengapa Ratusan Pohon Tak Sama dengan Hutan
Poligami Legal Dihujat, Perselingkuhan Malah Dimaklumi: Gus Wahab Soroti Ironi Sosial
Lumpur Setinggi Leher, 20 Pemuda Merambah Hutan untuk Selamatkan Warga Terisolasi
Gus Yahya Tolak Rapat Pleno PBNU: Batal Demi Hukum