Tidak hanya itu, Prabowo juga mengungkapkan rencana besar lainnya: merampingkan jumlah BUMN dari sekitar 1.000 perusahaan menjadi hanya 200 hingga 240 perusahaan. "Dengan jumlah yang lebih rasional, imbal hasil 1-2 persen bisa meningkat," paparnya. Langkah rasionalisasi ini dinilai mampu membuat kinerja BUMN lebih efektif dan meningkatkan kontribusi bagi negara.
Kebijakan ganda ini mencerminkan ambisi pemerintah untuk mengubah BUMN dari perusahaan yang sering dicap lamban menjadi institusi yang modern, profesional, dan berorientasi profit secara global. Pertanyaannya, akankah langkah berani ini berhasil membawa angin segar bagi BUMN, atau justru menuai kritik karena dianggap mengabaikan talenta lokal?
Gebrakan Prabowo ini menunjukkan arah baru pengelolaan BUMN yang lebih terbuka terhadap talenta global. Kebijakan kontroversial ini telah membuka diskusi publik tentang masa depan BUMN Indonesia.
Sumber artikel asli: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250130143333-4-503111/prabowo-buka-bukaan-wna-bisa-jadi-dirut-bumn
Artikel Terkait
Luhut Buka Suara: Masalah Kereta Cepat Whoosh Ternyata Bukan Baru-baru Ini!
Roy Suryo Bongkar Pasal Selundupan! Konspirasi KPU Soal Ijazah Gibran Akhirnya Terungkap.
Roy Suryo Bongkar Pasal Selundupan Ijazah Gibran: Ini Modus Konspirasi KPU yang Dituduhkan!
Luhut Buka Suara Soal Utang Kereta Cepat: Purbaya Tanya, Siapa yang Minta APBN?