Mengapa Banyak Ulama Tidak Mengkafirkan Erdogan Meski Memimpin Negara Demokrasi?
Pertanyaan tentang status pemimpin yang tidak sepenuhnya menerapkan hukum Islam sering menjadi perdebatan. Lalu, mengapa banyak ulama tidak serta-merta mengkafirkan Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki, yang memimpin negara dengan sistem demokrasi? Berikut adalah beberapa alasan mendasarnya.
1. Rincian Hukum antara Kufur Asghar dan Kufur Akbar
Para ulama tidak memutlakkan bahwa "tidak berhukum dengan hukum Allah" secara otomatis dianggap kufur akbar (kekafiran besar yang mengeluarkan dari Islam). Mereka merinci kondisi pelakunya, yang bisa jatuh pada tingkat kufur asghar (dosa besar) atau kufur akbar, tergantung niat, keyakinan, dan kondisinya. Pendekatan ini berbeda dengan doktrin Khawarij yang sering menyalahkan dan mengkafirkan.
2. Perbedaan Mendasar antara Islamis dan Liberalis
Ulama juga membedakan antara kaum Islamis dan liberalis. Kaum Islamis adalah mereka yang berjuang melalui sistem demokrasi dengan tujuan memperjuangkan nilai-nilai Islam secara bertahap. Sementara kaum liberalis secara ideologis menolak dan membenci syariat Islam. Erdogan dilihat termasuk dalam golongan pertama.
Artikel Terkait
Luhut Buka Suara Soal Utang Kereta Cepat: Purbaya Tanya, Siapa yang Minta APBN?
Luhut Bongkar Skandal Proyek Kereta Cepat: Saya Terima Barang yang Sudah Busuk!
Dugaan Trans7 vs Ponpes Lirboyo: Diisukan Untuk Alihkan Isu dari 4 Kasus Besar Ini!
Said Didu Bongkar Alasan Jokowi Dituding Sebagai Dalang IKN, Ini Faktanya!