VIRAL di Medsos! Pernyataan Rakyat Jelata Deddy Sitorus Tuai Sorotan

- Selasa, 26 Agustus 2025 | 17:00 WIB
VIRAL di Medsos! Pernyataan Rakyat Jelata Deddy Sitorus Tuai Sorotan


MURIANETWORK.COM - Nama anggota DPR Komisi VI, Deddy Sitorus, mendadak jadi perbincangan hangat di jagat maya.


Potongan videonya di acara Kontroversi Metro TV yang tayang pada Desember 2024 kembali viral di TikTok dan X pada Kamis, 21 Agustus 2025.


Dalam tayangan itu, Deddy menyebut perbandingan anggota DPR dengan rakyat biasa yang ia sebut sebagai “rakyat jelata” adalah bentuk sesat logika.


Ucapan tersebut sontak mengundang reaksi keras dari publik yang menilai kalimat itu merendahkan buruh, tukang becak, hingga masyarakat kelas bawah.


Sorotan warganet tak hanya soal gaya bicara, tapi juga pada jarak emosional yang seolah ditunjukkan oleh seorang wakil rakyat kepada konstituennya.


Bagi banyak orang, pernyataan ini semakin memperlebar jurang kepercayaan antara rakyat dengan para pejabat di Senayan.


Kontroversi Berawal dari Pertanyaan Tapera


Awalnya, host acara, Zilvia Iskandar, menyinggung perbedaan mencolok antara hak DPR yang mendapat fasilitas rumah dinas dengan nasib masyarakat yang harus menanggung iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).


Pertanyaan itu ditujukan untuk menggali pandangan Deddy soal potensi ketidakadilan dalam kebijakan tersebut.


Namun, alih-alih memberi penjelasan, ia justru menolak perbandingan itu secara tegas.


“Ya, jadi ketika DPR dibandingkan dengan rakyat jelata, yang katakan tukang becak atau buruh, di situ Anda mengalami sesat logika,” ujar Deddy dalam cuplikan video tersebut.


Pilihan Kata “Rakyat Jelata” Jadi Pemicu Reaksi


Istilah “rakyat jelata” inilah yang kemudian meledak di ruang publik digital.


Banyak yang menilai diksi tersebut justru menegaskan adanya kesenjangan antara pejabat dengan rakyat kecil.


“Seharusnya seorang wakil rakyat tidak melabeli masyarakatnya dengan istilah yang merendahkan. Justru DPR ada karena rakyat,” tulis salah satu pengguna TikTok.


Di sisi lain, ada pula netizen yang mencoba menilai ucapan itu dari konteks logika debat, meski tetap mengkritik pilihan katanya.


“Kalau soal logika mungkin ada benarnya, tapi kalimatnya kasar dan menyinggung,” komentar pengguna X.


Respon Publik dan Potensi Dampak Politik

Halaman:

Komentar