MURIANETWORK.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menyatakan mundur dari aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Kerakyatan. Alasannya, aliansi sudah disusupi. Keputusan ini adalah bentuk protes atas kehadirannya pejabat-pejabat negara dalam Musyawarah Nasional (Munas) XVIII di Padang pada 13-19 Juli 2025.
"Kepada Kawan-Kawan Aliansi BEM SI Kerakyatan: demi meneguhkan nilai & kesetiaan pada gerakan rakyat, BEM KM UGM menarik diri dari Aliansi BEM SI Kerakyatan," tulisnya Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, pada unggahan di akun resmi @bemkm_ugm, dilihat Selasa (22/7/2025).
Tiyo mengatakan, sejak awal BEM KM UGM tidak memiliki ambisi atas segala kontestasi untuk menjadi sesuatu apapun dalam struktur Kepengurusan BEM SI. BEM UGM merasa cukup dalam perannya meletakkan pondasi pada masa awal kelahiran BEM SI tahun 2007 dan setelahnya membersamai. BEM KM UGM merasa adanya paradoks dalam forum antar BEM seluruh Indonesia tersebut.
Tiyo dan BEM KM UGM merasa BEM SI telah mencederai independensi gerakan. Sebab, dalam forum gerakan mahasiswa justru dihadirkan politikus dan pejabat negara.
Beberapa yang hadir antara lain Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatra Barat, dan Kapolda, serta Kepala BIN Daerah Sumatra Barat.
"Bagi kami, mencederai independensi gerakan. Apalagi dengan mereka pamerkan kebersamaannya bersama mahasiswa pada media sosialnya. Mungkinkah mereka masuk ke forum murni diundang, atau karena ada tiket masuk yang telah mereka dapatkan?" ungkapnya.
Potret tersebut, menurut Tiyo, menunjukkan bahwa BEM SI tidak memberikan teladan yang membanggakan. Karena bagi BEM KM UGM, lembaga pergerakan mesti memberi batas tegas dan harus berjarak dengan penguasa.
Turut juga diungkap terjadinya kekacuan dalam Munas tersebut. BEM UGM memandang, mahasiswa sampai baku hantam dan saling mengumpat, seperti ada sesuatu yang diperebutkan.
Dampaknya, dua mahasiswa terluka dengan satu patah tulang dan satunya lebam dan berdarah di bibirnya. Sementara yang lain, kata Tiyo, trauma secara psikis karena ketegangan dan ancaman yang ada.
"Kami prihatin dan menyesalkan kejadian itu. Bagi kami, tidak ada jabatan yang berharga untuk direbut sampai harus ribut. Kesatuan kita adalah aset berharga bagi gerakan rakyat sipil," tulis dia.
Diikuti Undip
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang juga ikut mundur. Pernyataan sikap BEM Undip menarik diri dari keanggotaan aliansi BEM SI muncul sehari setelah Munas BEM SI.
Ketua BEM Undip Aufa Atha Ariq mengatakan kehadiran pejabat dan ucapan selamat dalam bentuk karangan bunga dari BIN Daerah Sumatera Barat tak pantas di tengah berbagai protes demonstrasi mahasiswa yang mendapatkan represi aparat di berbagai daerah. “Tak pantas. Seharusnya bahas eskalasi gerakan mahasiswa dan fokus pada solidaritas bersama,” kata Ariq.
Menurut Ariq, Munas seharusnya menjadi ruang strategis untuk merumuskan arah gerak mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Tetapi, Munas malah menjauhi integritas dan semangat persatuan gerakan mahasiswa dengan memberi panggung kepada sejumlah pejabat, polisi, dan BIN daerah. Munas, kata dia, malah menjadi ajang cari muka pejabat dan menjauhi nilai-nilai intelektualisme. “Kami enggan menjadi bagian dari kemunduran dan perpecahan gerakan,” katanya.
Ketua BEM Universitas Dharma Andalas, Rifaldi yang juga panitia acara mengatakan panitia mengundang pejabat, politisi, polisi, BIN daerah dengan alasan mereka bagian dari forum koordinasi pimpinan daerah atau Forkominda Sumbar yang membuka seremoni acara.
Kehadiran mereka, kata dia, juga bagian dari teknis acara karena pengelola tempat menginap peserta di Asrama Haji memberikan syarat harus atas sepengetahuan Forkominda Sumbar. “Kami berkomitmen itu tidak ganggu independensi kami untuk mengkritik kekuasaan,” kata dia.
Respons BEM SI
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) buka suara terkait mundurnya BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) dan BEM Universitas Diponegoro (Undip) dari aliansi.
"BEM SI sangat menghormati dan menghargai keputusan yang diambil oleh BEM UGM dan BEM Undip serta BEM lain terkait keluarnya dari aliansi BEM SI Kerakyatan,” kata Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Muzzamil Ihsan dalam keterangan resmi, Senin (21/7/2025).
BEM SI memahami keputusan tersebut karena setiap gerakan mempunyai arah dan sikap organisasi masing-masing dalam menanggapi dinamika bangsa. Dia mengklaim, BEM SI masih dalam satu semangat persatuan dalam membangun kekuatan gerakan mahasiswa yang utuh.
Ia juga membuka ruang selebar-lebarnya untuk BEM UGM dan BEM Undip kembali ke aliansi dan berdiri di barisan gerakan mahasiswa yang mengedepankan kepentingan rakyat.
“Aliansi bukanlah sekadar identitas, tapi wadah untuk memperkuat solidaritas, mempererat silaturahmi gerakan, dan merawat keberpihakan kita kepada rakyat,” ujar Ihsan.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Rismon Klaim Dokter Tifa Punya Bukti Baru Soal Ijazah Palsu Jokowi: Bahaya Bisa Timbulkan Chaos!
Silaturahmi Politik Prabowo-Jokowi: Antara Simbol Rekonsiliasi dan Bayang-bayang Kekecewaan
SPESIAL! Hadapi Kasus Ijazah Palsu, Jokowi Minta Keistimewaan Pada Polisi, Diperiksa di Rumahnya: Kok Enak?
Satpol PP Klaim Video Asusila di Pakansari Hoax, Ancam Laporkan Kreator Konten