Pendidikan Menjadi Manusia Seutuhnya

- Selasa, 15 Juli 2025 | 22:40 WIB
Pendidikan Menjadi Manusia Seutuhnya



Anak adalah amanah dari Allah Allah SWT, yang patut disyukuri dengan cara dididik dengan baik dan benar menyesuaikan dengan zamannya. Terkait akan hal ini, ada seorang ayah yang bijak pernah bilang kepada anak-anaknya “Nak, kamu tidak perlu menjadi juara kelas, kamu cukup memiliki nilai rata-rata saja, dan usahakan kamu juga punya waktu belajar untuk menjalani hidup” Perkataan sang ayah kepada anak-anaknya ini membuat hati kita tersentuh dan kembali untuk merenungkannya berulangkali. 


Dari perkataan sang ayah ini, memberikan secercak pencerahan kepada kita, bahwa pendidikan memang penting akan tetapi bagaimana jika anak-anak kita justru terlalu sibuk mengejar nilai sampai melupakan menikmati hidup dan pengembangan dirinya? yang seharusnya juga menjadi skala prioritas dalam hidup. 


Ini adalah sebuah kisah sederhana, sang ayah yang memiliki pandangan berbeda tentang kesuksesan anak-anaknya. Namun dari pandangannya yang berbeda ini, menyentuh hati dan menginspirasi ayah-ayah yang lain sebetulnya. 


Awal dari kisahnya ini, ada seorang ayah yang berkata kepada anak-anaknya, “Nak kamu tidak harus menjadi juara kelas.” Memang terdengarnya kalimat ini tidak biasa, terutama di era sekarang tekanan dan tantangan akademik serba kompleks. Akan tetapi dibalik kalimat tersebut, ternyata menyimpan makna yang sangat dalam untuk bekal mengarungi kehidupan modern yang serba tak menentu ini. 


Kemudian sang ayah tersebut melanjutkan percakapan dengan anak-anaknya, “Nak, yang penting nilai kamu itu cukup baik, dan tidak terlalu buruk. Termasuk yang lebih penting lagi, kamu itu punya waktu yang cukup untuk belajar berbagai keterampilan lain dan pengembangan kepribadianmu untuk bekal kehidupan di masa mendatang.” Ini sebuah nasehat yang sederhana, namun sangat penting diketahui oleh para orang tua saat ini. 


Dalam pemahaman sang ayah ini, siswa dengan nilai sedang biasanya memiliki kebiasaan lebih banyak waktu luang untuk mengeksplorasi. Mulai dari eksplorasi komunikasi, minat, belajar berorganisasi, atau bahkan membangun relasi sosial yang sangat kuat antar sesamanya. Berangkat dari hal-hal kecil inilah jauh lebih penting dan sangat dibutuhkan dalam dunia nyatanya kelak. 


Ada suatu fakta menarik perhatian kita, banyak tokoh-tokoh sukses yang mengguncang dunia. Ambil contoh seperti Elon Musk, Richard Branson, Steve Jobs, dan tokoh-tokoh dunia lainnya. mereka ini sebetulnya bukanlah siswa teladan di sekolahnya. Mereka ini menonjol bukan karena nilai sempurna, akan tetapi mereka bisa dikenal dunia karena memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk menciptakan peluang, percaya diri dalam setiap kesempatan yang ia miliki, dan tahan banting dalam setiap tantangan dunia yang selalu menghampirinya. 


Terkait akan hal ini, banyak penelitian mengungkapnya secara gamblang. Seperti yang pernah disampaikan dalam sebuah studi dari Harvard University menyebutkan bahwa keberhasilan seseorang di masa depan tidak hanya dipengaruhi oleh IQ (nilai sekolah) semata-mata, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh yang namanya soft skill (seperti empati, komunikasi, dan kreativitas).


Sebagai bahan renungan bersama, dengan membebaskan anak dari tekanan akademik yang berlebihan, orang tua bisa memberikan ruang bagi anak sejak dini untuk menemukan jati dirinya masing-masing. Anak tidak hanya belajar teori semata, namun anak-anak juga bisa mencoba hal-hal baru seperti melukis, berkebun, beternak, memasak, menulis, coding, atau berwirausaha dan lain sebagainya. Ini akan menciptakan peluang anak sukses sejak dini. Sebagai bekal hidupnya di masa mendatang. 


Halaman:

Komentar