Investigasi Jejak Prostitusi di IKN, Sewa PSK, dan Kupu-kupu Malam di Guest House

- Kamis, 10 Juli 2025 | 06:20 WIB
Investigasi Jejak Prostitusi di IKN, Sewa PSK, dan Kupu-kupu Malam di Guest House



Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono menegaskan kawasan IKN kini sudah steril dari berbagai penyakit masyarakat seperti pekerja seks komersial (PSK).


Penjelasan Basuki disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2025).


Mantan Menteri PUPR itu menanggapi pertanyaan Anggota Komisi II DPR Muhammad Khozin terkait unggahan dan pemberitaan soal maraknya penyakit masyarakat di kawasan IKN.


"Insya Allah tidak ada lagi (PSK) pak, sabung ayam juga enggak ada. Terima kasih atas perhatiannya, jadi kami bersama APH (aparat penegak hukum), Ramadhan kemarin masih ada, ada delapan warung remang-remang yang kami robohkan," kata Basuki.


Basuki mengatakan informasi soal penyakit masyarakat di kawasan IKN adalah berita lama yang didaur ulang dan diunggah kembali di media sosial.


Investigasi Tribun Network di IKN


Prostitusi berkedok open BO di Ibu Kota Nusantara (IKN) Sepaku Kalimantan Timur berkembang pesat bersamaan dengan gegap gempita pembangunan mega proyek IKN yang digadang-gadang sebagai simbol masa depan Indonesia.


Di tengah gemerlap pembangunan, terselip sisi kelam yang juga berkembang pesat meski secara diam-diam.


TribunKaltim (Tribun Network) melakukan liputan khusus terkait prostitusi di IKN pada Mei 2025 lalu. 


Hasilnya fenomena open BO bukan sekedar isapan jempol semata.


Kehadiran praktik prostitusi ini sudah ada sejak lama melalui aplikasi daring yang diakui pula oleh para pekerja proyek di IKN.


Dari pengakuan para pekerja proyek hingga pantauan langsung di lapangan, bisnis esek-esek ini tumbuh subur mengikuti denyut pembangunan mega proyek yang tiada henti. 


Sasaran mereka pun beragam, mulai dari pekerja konstruksi IKN yang jauh dari keluarga, hingga warga sekitar Kecamatan Sepaku, lokasi utama proyek IKN di Kaltim.


Pengakuan Pekerja Proyek soal Protitusi di IKN


Tribun Kaltim memulai perjalanan dengan tujuan untuk melakukan investigasi dari kota ke Kecamtan Sepaku, tempat proyek IKN dilaksanakan.


Setelah kurang lebih 2,5 jam menempuh perjalanan yang melelahkan,


Saat beristirahat di sebuah cafe yang dekat dengan Istana Negara Garuda sedikit informasi mulai didapat .


Di antara obrolan ringan para pengunjung, terdengar canda tawa soal "cewek-cewek cantik" yang bisa diajak bertemu.


Saat berbincang dengan tiga pekerja konstruksi yang tengah berteduh, topik hangat seputar layanan "open BO" mencuat ketika saya bertanya soal ketersediaan "teman kencan."


"Buanyak mas, coba buka aplikasi itu ada ratusan. Tinggal pilih mau yang model kaya gimana semuanya ada di situ," ujar Sugianto, salah satu pekerja. 


Rekan-rekannya menimpali dengan gelak tawa, menyiratkan bahwa praktik semacam ini bukan hal asing bagi mereka.


Beberapa pekerja lain bahkan menyebut layanan tersebut sebagai "kebutuhan." Jauh dari rumah dan istri, mereka mengaku kerap memanfaatkan aplikasi itu untuk mencari pelampiasan.


"Kamu kan sering itu kalau sudah gajian langsung ganti oli di situ," timpal rekan-rekannya sambil tertawa lepas.


"Tak  usah munafik kaya kamu tidak pakai aja," timpal pekerja yang lain sambil tunjuk-tunjukan disertai dengan tawa lepas.


Tarif Open BO di IKN Rp 400-700 Ribu, Bisa Nego, Full Service


Saat Tribun Kaltim mengunduh aplikasi yang dimaksud, dalam hitungan menit, notifikasi pertemanan langsung berdatangan, mayoritas dari akun wanita muda yang memajang foto-foto menarik.


Mencoba memulai percakapan dengan beberapa akun, salah satunya bernama "Rena."


Langsung to the point obrolan mengarah pada tawaran tarif yang berkisar mulai dari Rp400 ribu hingga Rp700 ribu untuk sekali pertemuan dengan layanan full service. 


Mereka bahkan langsung mengirimkan lokasi guest house tempat mereka menginap yang sebagian besar berada di wilayah Desa Bumi Harapan dan sekitarnya.


"Open BO ST 600, bisa nego, ful servis, stay. Gercep, OTW sekarang, kk saya tunggu," tulis salah satu akun sambil menyebutkan nama penginapan yang berada tak jauh dari Rest Area IKN.


Kupu-kupu Malam di IKN Biasa Sewa Guest House


Seiring meningkatnya jumlah pekerja dan tamu proyek IKN, jumlah guest house di Kecamatan Sepaku pun melonjak. 


Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp350 ribu hingga Rp400 ribu per malam. Lokasi inilah yang kerap digunakan para pekerja seks online untuk "stay" dan menerima tamu.


"Serius gak ini KK, gercep 600 nego ful servis," ujar akun lainnya sambil mengirimkan share lock dan alamat guest house yang juga berada di sekitaran IKN.


Dari hasil percakapan dengan belasan pekerja dan warga, mayoritas mengetahui praktik tersebut namun mengaku tidak memiliki kuasa untuk mencegahnya.


"Sudah lama itu (prostitusi). Mereka tinggalnya tidak ketahuan karena nggak menetap. Biasanya mereka nyewa di guest house," ujar Ramlan, warga Sepaku.


Pengakuan Warga


Andi Armada, warga Desa Bumi Harapan, menyebut prostitusi online melalui aplikasi memang sudah terjadi sejak pertama kali ramainya pembangunan IKN ditambah lagi banyaknya pekerja konstruksi yang kebanyakan didatangkan dari luar daerah.


"Prostitusi itu gak mungkin hilang. Orang punya kebutuhan. Coba buka , pasti banyak yang online di sekitar sini," katanya.

Halaman:

Komentar