Sedikit Demi Sedikit, Kotak Pandora Jokowi Mulai Terbuka

- Jumat, 23 Mei 2025 | 15:05 WIB
Sedikit Demi Sedikit, Kotak Pandora Jokowi Mulai Terbuka



'Sedikit Demi Sedikit, Kotak Pandora Jokowi Mulai Terbuka'


Oleh: Irfan Wahidi


Pada awal masa kekuasaannya, Joko Widodo tampil seperti harapan yang keluar paling akhir dari kotak Pandora. 


Ia dielu-elukan sebagai anak rakyat yang naik ke puncak kekuasaan berbekal kesederhanaan, kesantunan, dan kerja nyata. 


Tapi seperti kisah dalam mitologi Yunani itu, euforia itu pelan-pelan memudar. 


Satu per satu, kejanggalan, penyimpangan, dan ambisi kekuasaan yang tersembunyi mulai keluar dari kotaknya. 


Dan sekarang, sedikit demi sedikit, kotak Pandora Jokowi mulai terbuka.


Tak ada yang menyangka, bahwa di balik senyum ramah dan gaya blusukan yang merakyat, tersimpan naluri kekuasaan yang tak kalah tajam dari politisi kawakan. 


Dimulai dari pengangkatan anak dan menantu ke posisi strategis, publik mulai melihat Jokowi bukan sekadar pemimpin teknokrat, melainkan juga kepala klan politik baru. 


Dinasti yang dibentuknya bukan sekadar soal garis darah, melainkan soal penempatan loyalitas di atas meritokrasi.


Pesta Demokrasi yang Didesain


Kotak Pandora itu semakin terbuka ketika publik menyaksikan bagaimana Pilpres 2024 disusun sedemikian rupa. 


Mahkamah Konstitusi, lembaga yang seharusnya berdiri sebagai benteng konstitusi, justru menjadi alat pembuka jalan politik bagi putra sulung Jokowi. 


Putusan kontroversial yang memberi karpet merah bagi Gibran untuk mendampingi Prabowo Subianto bukan hanya mencoreng wibawa hukum, tapi juga memperlihatkan betapa kekuasaan bisa mengatur tafsir konstitusi sesuai selera.


Semua tampak begitu mulus, hingga publik terperangah melihat demokrasi berubah menjadi dagelan. 


Proses pemilu yang seharusnya menjadi instrumen kedaulatan rakyat justru menjadi instrumen reproduksi kekuasaan keluarga. Kotak Pandora Jokowi pun semakin terbuka lebar.


Birokrasi sebagai Alat Kekuasaan


Halaman:

Komentar