Ia menekankan bahwa pasangan Prabowo-Gibran ingin mengajak publik untuk rasional dan visioner.
Baca Juga: Tinjau Progres Modernisasi 41 Kapal, Prabowo Ingatkan Situasi Geopolitik yang Tidak Menentu
"Kalau kampanye hanya sekedar mengumbar janji tapi rakyat tidak dijelaskan konsekuensi-konsekuensinya, maka itu adalah penyesatan. Prabowo-Gibran mengajak kita untuk menghitung konsekuensi dan resiko, sehingga kita harus bersiap untuk itu," ujar Budiman.
Lebih lanjut, Budiman menekankan bahwa pasangan capres dan cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Maju tersebut ingin menciptakan kampanye sebagai forum edukasi politik, bukan sekadar pertunjukan menghibur.
"Kita tidak sedang membuat kampanye 'Nina Bobo' tapi kampanye pendidikan dan edukatif," pungkas Budiman.
Baca Juga: Survei LSI di Sumbar: Prabowo-Gibran 49,8%, Anies-Imin 42,1%, Ganjar-Mahfud 4,3%
Debat cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum pada Minggu (21/1) malam yang lalu masih menjadi perbincangan publik.
Dalam sesi tanya jawab, Gibran Rakabumin Raka memunculkan istilah Greenflation atau inflasi hijau saat bertanya kepada Mahfud MD.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: unews.id
Artikel Terkait
Densus 88 Ungkap Modus Baru Perekrutan Anak Lewat Gadget
Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas 8,5 Kilometer, Status Siaga Tertinggi Ditetapkan
Indonesia di Persimpangan: Ambisi Global dan Ujian Demokrasi
MK Era Baru: Dari Status Quo Menjadi Mesin Perubahan