"SBY itu mantan presiden dua periode, negarawan, bukan politisi picisan," tegas Ongen. "Menuduh beliau berada di balik isu seperti ini adalah bentuk keputusasaan argumentasi."
Di sisi lain, Ongen merasa isu ijazah yang terus digoreng ini justru menunjukkan kegagalan segelintir pihak menerima kenyataan. Fakta hukum dan politik sudah berjalan, tapi mereka tetap ngotot. Alih-alih fokus pada hal-hal strategis, energi publik malah terkuras untuk narasi sensasional yang nirfaedah.
"Kalau memang ada masalah hukum, tempuh jalur hukum," katanya dengan nada kesal. "Jangan bangun dongeng politik yang justru mempermalukan akal sehat."
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tak gampang terprovokasi. Isu liar seperti ini, jika dibiarkan, bisa menggerogoti persatuan. Demokrasi butuh kritik yang rasional dan berbobot, bukan sekadar caci maki atau tuduhan ngawur tanpa bukti.
"Bangsa ini besar kalau diskusinya dewasa," pungkas Ongen. "Bukan saling lempar tuduhan lalu bersembunyi di balik buzzer."
Artikel Terkait
Gus Ipul: Penyaluran BLTS Kesra 2025 Tembus 97 Persen Jelang Tutup Tahun
Pertemuan di Rumah Bahlil: Koalisi Bersatu atau Justru Mulai Retak?
Polresta Bandar Lampung Ungkap Lebih dari Separuh Kasus Pidana Sepanjang 2025
Dari Reruntuhan Banjir, Seorang Warga Aceh Tengah Membangun Harapan di Atas Perahu