Ahli Jelaskan Alasan Ilmiah di Balik Aturan Minum Obat Tiap 8 Jam

- Selasa, 30 Desember 2025 | 15:30 WIB
Ahli Jelaskan Alasan Ilmiah di Balik Aturan Minum Obat Tiap 8 Jam

Di sisi lain, ada konsep penting dalam dunia medis bernama Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Singkatnya, MIC adalah kadar minimal yang dibutuhkan obat untuk bisa menghambat atau membunuh bakteri. Jadwal 8 jaman itu dirancang agar kadar obat dalam darah selalu berada di atas angka MIC, sehingga bakteri tidak punya kesempatan untuk recovery.

Makanya, minum obat jam 8 pagi, lalu jam 2 siang, dan terakhir jam 10 malam itu sebenarnya kurang tepat. Intervalnya nggak rata, bisa saja di sela-sela itu kadar obat anjlok.

Kenapa nggak sekalian diminum dalam dosis besar sekaligus?

Logikanya mungkin terdengar masuk akal: biar kuat dan tahan lama. Tapi kenyataannya, cara itu justru berisiko. Dosis besar sekaligus akan meningkatkan efek samping, dan tetap saja tidak bertahan sepanjang hari. Lebih aman dan efektif jika dosis harian dibagi rata dalam rentang 24 jam.

Bayangkan seperti memadamkan api kecil. Lebih baik siram air sedikit-sedikit tapi terus-menerus, daripada menyiram satu ember penuh di awal lalu membiarkannya.

Konsekuensi kalau minum obat tidak teratur itu nyata. Infeksi bisa tidak sembuh total, gejalanya hilang tapi kuman masih bersarang, dan penyakit berisiko kambuh lebih parah. Ujung-ujungnya, perlu antibiotik yang lebih keras dan tentu saja lebih mahal.

Tapi, perlu diingat, nggak semua obat aturannya 8 jam sekali.

Karena setiap obat punya karakter berbeda. Ada yang disebut waktu paruh. Contohnya, Paracetamol atau Amoxicillin biasanya sekitar 6-8 jam. Sementara obat seperti Azithromycin, cukup diminum sekali sehari karena daya tahannya di jaringan tubuh lebih lama.

Intinya, jangan anggap remeh aturan minum obat. Ketepatan waktu adalah kunci kesembuhan. Kalau ragu, selalu tanyakan langsung pada dokter atau apoteker yang meresepkan.


Halaman:

Komentar