Di balik jeruji besi Polrestabes Surabaya, tersimpan sebuah kisah yang membuat hati miris. Seorang tahanan berinisial IRF ternyata punya alasan pahit di balik perbuatannya. Ia mengaku terpaksa melakukan kejahatan. Semua itu demi satu hal: biaya pengobatan anaknya yang menderita jantung bocor.
Pengakuan mengharukan itu didengar langsung oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan. Mereka terlibat dialog serius di ruang tahanan. Suasana saat itu jelas berat.
“Sudah tiga kali anak saya enggak ada, Pak. Kalau empat kali jangan sampai, Pak. Ini memang buat anak,”
ucap IRF, tak kuasa menahan tangis di hadapan sang Kapolrestabes.
Tak berhenti di situ, Luthfie kemudian memutuskan untuk mendatangi rumah keluarga IRF. Yang ia lihat adalah kondisi yang sangat memprihatinkan. Rumahnya sederhana sekali, jauh dari kata layak.
Istri IRF pun bercerita. Ia menuturkan betapa sulitnya mereka mengurus anak dengan kondisi jantung bocor. Biaya? Nyaris tak ada. Bahkan, hal yang paling mendasar seperti susu untuk bayi pun tak mampu dibeli.
“Air sama gula, gula pasir,”
kata wanita itu polos, menggambarkan apa yang diberikan pada anaknya.
Luthfie bertanya, “Sejak kapan?”
Artikel Terkait
Abu Ubaidah Gugur, Nama Jihad Itu Terus Hidup
Di Balik Layar, Kita Lebih Berani: Mengapa Kejujuran Lebih Mudah di Kolom Komentar?
Teddy Indra Wijaya: Satu Pintu yang Menyaring Suara Rakyat untuk Prabowo
Simpang Lima Semarang: Malam Tahun Baru Tanpa Kembang Api, Penuh Harmoni dan Donasi