Dua minggu sudah berlalu sejak tembakan dan ledakan kembali menggema di perbatasan Thailand-Kamboja. Situasi genting itu akhirnya mendorong para menteri luar negeri ASEAN untuk berkumpul di Malaysia. Agenda utamanya? Mencoba memperbaiki lagi gencatan senjata yang sudah rapuh itu.
Ini jadi pertemuan tatap muka pertama antara diplomat utama kedua negara yang bertikai sejak pertempuran pecah pada 8 Desember lalu. Suasana di ruang rapat pastinya tegang.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, membuka pertemuan dengan harapan yang jelas.
"Saya berharap pertemuan khusus ini akan memperbarui upaya kita untuk kembali ke stabilitas di wilayah yang terdampak. ASEAN harus melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan," ujarnya, seperti dilaporkan Reuters, Senin (22/12).
Ia lalu menambahkan, "Tujuan kami melampaui sekadar meredakan ketegangan. Kita harus meningkatkan membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang bertikai dan menyediakan ruang untuk dialog meski ada perbedaan."
Sebenarnya, kesepakatan gencatan senjata sudah pernah ditandatangani. Waktu itu, disaksikan langsung oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden AS Donald Trump di sela sebuah KTT ASEAN. Sayangnya, tanda tangan di atas kertas itu tak banyak berarti. Di lapangan, situasi tetap panas dan tak ada tanda-tanda keberhasilan yang nyata pasca kesepakatan itu.
Artikel Terkait
Dari Layar ke Hidup: 5 Drama Korea yang Menyimpan Pelajaran Mendalam
Ustadz Jazir Wafat, Telah Pergi Sang Guru dan Perpustakaan Hidung Sejarah Indonesia
Sirkus Kelas Dunia Gratis Ramaikan The Park Pejaten Akhir Tahun
Tragedi Dini Hari di Gerbang Tol Muktiharjo, 16 Nyawa Melayang