✍🏻 Fathi Nasrullah
Ada kalanya, seorang relawan mencapai titik terendah. Bayangkan: sendirian, berhasil menggalang dana yang jumlahnya fantastis, ratusan juta rupiah. Alhamdulillah. Tapi, untuk urusan belanja kebutuhan besok, entah harus cari dari mana.
Pikiran untuk mundur seringkali muncul. Ingin rasanya meninggalkan semua ini, fokus cari uang buat rumah, kembali ke dunia bisnis seperti dulu lagi. Itu pasti lebih tenang.
Namun begitu, realita selalu datang mengetuk.
Andai saja cuma soal uang pribadi, mungkin sudah lama saya berhenti. Tapi tidak. Ada ratusan, bahkan ribuan orang yang sudah percaya. Mereka menitipkan bantuan, harapan, dan amanah itu pada saya. Berat sekali rasanya.
Di sisi lain, bukan hanya para donatur yang menunggu. Di lokasi bencana, ada lebih banyak lagi wajah yang mengharap. Mereka menanti saya si “kurir” bantuan untuk datang dan menyalurkan apa yang telah dititipkan orang-orang baik tadi.
Artikel Terkait
Khozinudin: Isu Pemaafan Jokowi Cuma Taktik Pecah-Belah Pengungkap Ijazah
Toko Ogah Terima Uang Tunai? Siap-Siap Berurusan dengan Hukum
130 Siswa Nigeria Akhirnya Pulang Setelah Sebulan Jadi Sandera
Harus Suci Dulu Baru Boleh Kritik Korupsi? Ulama Salaf Bilang Itu Tipu Daya Iblis