Roy Suryo Ungkap Kejanggalan: Ijazah 1985 yang Ditunjukkan di Polda Masih Tajam Kontrasnya

- Minggu, 21 Desember 2025 | 10:25 WIB
Roy Suryo Ungkap Kejanggalan: Ijazah 1985 yang Ditunjukkan di Polda Masih Tajam Kontrasnya

Meski Ditunjukkan di Gelar Perkara, "Ijazah" Itu Tetap 99,9% Palsu

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Seharusnya, saya sudah tak perlu lagi mengulas hal ini. Gelar Perkara Khusus (GPK) di Polda Metro Jaya itu kan sudah lewat, berlangsung Senin lalu. Bahkan, saya sudah membahasnya panjang lebar di beberapa dialog televisi dan podcast. Tapi nyatanya, sampai hari Minggu ini, pertanyaan masih terus mengalir lewat WA dan telepon langsung. Intinya, banyak yang penasaran. Mengapa saya, bersama Dr. Rismon dan dr. Tifa, begitu yakin bahwa selembar kertas yang disebut-sebut sebagai "ijazah" itu adalah palsu?

Mata kami masih normal. Hati pun tak tertutup. Itu kuncinya.

Mari kita jabarkan. Secara teknis, mustahil menyimpulkan sesuatu telah "diperiksa" jika benda itu bahkan tak disentuh. Kertas itu masih terselip dalam map plastik, tak dikeluarkan sama sekali. Aturan dari penyelenggara saat itu jelas: kami hanya boleh melihat. Tidak boleh memegang, meraba, apalagi memindai dengan alat bantu. Sungguh suatu pembatasan yang aneh.

Padahal, kalau memang niatnya transparan, seharusnya tak ada halangan. Kertas itu bisa saja dipegang, diterawang, atau dipindai dengan resolusi tinggi. Seperti advis teknis dari Prof. Tono Saksono, ahli forensik lulusan UGM. Situasinya mengingatkan saya pada kejadian di Rumah JKW Sumber Solo beberapa waktu lalu, di mana wartawan juga hanya "ditunjukkan" selembar kertas tanpa boleh mendokumentasikannya.


Halaman:

Komentar