Healing119 Kebanjiran Aduan, Cermin Krisis Kesehatan Mental yang Semakin Menganga

- Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:24 WIB
Healing119 Kebanjiran Aduan, Cermin Krisis Kesehatan Mental yang Semakin Menganga

Kami menghubungi lagi pada 19 November. Proses awal sama, bot merespons cepat. Tapi setelah itu, diam. Tak ada balasan sama sekali hingga keesokan harinya. Kami bahkan mengirim pesan pengingat tiga kali, tetap nihil.

Baru pada 24 November, kami mendapat respons. Setelah menunggu 17 menit, konselor meminta data diri. Percakapan pun berjalan, meski dengan jeda respons antara 11 hingga 15 menit per balasan. Sesi berakhir di menit ke-43 dengan pesan penutup otomatis karena kami tak membalas dalam 15 menit.

Lantas, apa penyebab keterlambatan ini?

Kemenkes Akui Konselor Terbatas, Aduan Membeludak

Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Imran Pambudi, mengakui kendala tersebut. Menurutnya, jumlah konselor yang ada belum sebanding dengan membludaknya aduan yang masuk via WhatsApp setiap hari.

Ia membeberkan data yang cukup mencengangkan. Hingga saat itu, konselor telah menangani sekitar 10.125 pesan WhatsApp. Rata-rata waktu responsnya sekitar 3 jam 45 menit. Setiap hari, layanan ini menerima rata-rata 244 panggilan darurat, 85 pesan WhatsApp, dan dua panggilan via situs web.

Mayoritas pengadu adalah perempuan (72,75%) dari kelompok usia 20–31 tahun. Aduan datang dari 38 provinsi, terbanyak dari Jawa Barat, bahkan ada dua dari Malaysia.

Imran menyatakan komitmen perbaikan, mulai dari memperbaiki sistem, berkoordinasi dengan organisasi profesi, hingga memperluas jejaring. Kemenkes juga punya beberapa program lain, seperti Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) yang telah menjangkau ratusan ribu orang, dan skrining kesehatan gratis.

Menteri Kesehatan Beberkan Angka yang Mencemaskan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam kesempatan terpisah, memberikan gambaran yang lebih luas. Ia mengungkapkan, saat pertama diluncurkan, Healing119 langsung kebanjiran aduan.

Temuan itu sejalan dengan hasil skrining. Yang mengkhawatirkan, Budi menyebut sekitar 0,8-0,9% orang dewasa terdeteksi memiliki persoalan mental. Kelompok paling rentan adalah perempuan di bawah 18 tahun, dengan prevalensi mencapai 5%.

Secara nasional, angkanya jauh lebih besar. Menurut perkiraan Budi, ada sekitar 35 juta masyarakat Indonesia yang bergelut dengan masalah kesehatan mental.

Data-data itu seperti gambaran buram yang perlahan mulai terlihat jelas. Kesadaran memang tumbuh, tapi jalan untuk penanganan yang memadai ternyata masih sangat panjang.


Halaman:

Komentar