Prabowo dan Bayangan Kontrol Intelijen China
Sutoyo Abadi
Kekhawatiran soal gelombang Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China bukanlah hal baru. Tapi belakangan, suara yang mengingatkan bahayanya justru datang dari kalangan yang paham betul soal keamanan negara. Mereka bicara bukan tanpa dasar.
Profesor Dr. Hafidz Abbas, mantan Ketua Komnas HAM 2012-2017, termasuk yang vokal. Dalam sebuah kesempatan akhir Desember lalu, ia mengingatkan tentang konsep yang ia sebut “Decay from the waiting”.
“Kalau negara tidak mau memperbaiki akhlaknya maka akan terjadi proses Decay from the waiting,” ujarnya.
Menurut Hafidz, sebagai bagian komunitas ASEAN, Indonesia bisa mengalami kemunduran fisik dan mental karena penantian yang panjang dan tak pasti. Ia mempertanyakan alasan di balik kebijakan pemerintah yang dinilai tiba-tiba terlalu condong ke China. Implikasinya, masuknya TKA dari sana berpotensi mengganggu kedaulatan. Bahkan, ia khawatir Indonesia bisa meniru pola Singapura, di mana TKA menetap dan mengubah demografi.
Kekhawatiran serupa ternyata juga diungkapkan oleh seorang mantan pejabat intelijen. Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso, mantan Gubernur DKI dan mantan Kepala BIN, blak-blakan soal ini pada Mei 2022.
Dia menyoroti terus berdatangannya TKA China dan meragukan mereka akan pulang. Berbekal pengalamannya di dunia intelijen, Sutiyoso yang akrab disapa Bang Yos mengaku bisa membaca pola. Pekerja yang datang ke Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua itu, menurutnya, punya agenda lain.
“Kebanyakan yang datang bukanlah investor atau tenaga ahli, melainkan pekerja kasar yang jumlahnya ribuan,” katanya.
Artikel Terkait
Ridwan Kamil dan Atalia Sepakat Berpisah Baik-Baik Usai Mediasi
Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, CCTV Rusak Dua Minggu Sebelumnya
Suka Duka Tawa: Menertawakan Luka Lama di Atas Panggung Stand-Up
Pemerintah Siapkan Bantuan Tunai Rp600 Ribu bagi Pengungsi yang Ogah Tinggal di Huntara