Santun dan Berterimakasihlah
Dalam hidup bermasyarakat, ada nilai-nilai dasar yang seharusnya nggak pernah kita lupakan. Salah satunya adalah sikap santun dan rasa menghargai. Coba deh kita renungkan, seberapa sering kita benar-benar menghargai pemberian orang lain? Padahal, di balik setiap pemberian entah itu besar atau kecil selalu ada niat baik, perhatian, dan usaha dari si pemberi. Jadi, meremehkan atau bahkan menghina hadiah yang diberikan orang itu bukan cuma soal melukai perasaan. Itu juga menunjukkan betapa kita kurang etika dan empati.
Santun itu cermin kepribadian, lho. Orang yang santun bakal bisa ngendaliin ucapan dan tingkah lakunya, terutama saat menghadapi situasi yang nggak sesuai ekspektasi. Misalnya, ketika dapet sesuatu yang nggak kita suka. Sikap santun menuntut kita untuk tetap menjaga kata-kata dan ekspresi. Mengucapkan terima kasih adalah langkah awal yang krusial. Ucapan sederhana itu menunjukkan kita menghargai niat baik orang, meski barangnya mungkin nggak cocok dengan selera kita.
Di sisi lain, dampak dari menghina pemberian orang itu luas banget. Bagi si pemberi, hinaan bisa melukai perasaan dan bikin rasa percaya dirinya anjlok. Bayangkan, seseorang sudah meluangkan waktu, tenaga, bahkan uang untuk memberi, tentu berharap pemberiannya diterima dengan baik. Kalau yang dia terima malah cemoohan? Rasa kecewa dan sedih pasti nggak terhindarkan. Hubungan pun bisa rusak, baik itu pertemanan, keluarga, atau ikatan sosial lainnya.
Selain itu, kebiasaan meremehkan pemberian juga mencerminkan sikap kita yang kurang bersyukur. Padahal, rasa syukur itu penting banget untuk bikin hidup lebih tenang dan bahagia. Orang yang terbiasa meremehkan apa yang diterimanya, cenderung selalu merasa kurang dan nggak puas. Lama-lama, sikap ini bisa membentuk karakter yang egois dan sulit menghargai usaha orang lain.
Nah, dalam budaya kita, sopan santun dan tata krama itu dijunjung tinggi. Sejak kecil, kita diajarin untuk berkata baik, menghormati orang lain, dan menjaga perasaan sesama. Mengucapkan terima kasih saat menerima pemberian adalah bagian dari nilai itu. Bahkan dalam banyak ajaran agama, bersyukur dan menghargai kebaikan orang lain sangat dianjurkan. Jadi, menghina pemberian nggak cuma melanggar norma sosial, tapi juga bertentangan dengan nilai moral dan spiritual.
Intinya, nilai sebuah pemberian nggak terletak pada harganya. Yang penting adalah niat dan ketulusan di baliknya. Hadiah sederhana bisa punya makna yang sangat besar kalau diberikan dengan tulus. Sebaliknya, pemberian yang mahal pun bisa terasa hampa kalau niatnya nggak baik. Dengan memahami hal ini, kita pasti lebih mudah menghargai setiap pemberian yang kita terima, sekecil apa pun itu.
Mengajarkan sikap santun dan menghargai ini sebaiknya dimulai dari rumah. Keluarga punya peran besar dalam membentuk karakter anak. Orang tua perlu kasih contoh nyata: mengucapkan terima kasih, nggak mengeluh di depan anak, dan menghargai setiap bentuk perhatian dari orang lain. Dari teladan seperti itu, anak akan belajar bahwa kesantunan bukan cuma ucapan, tapi kebiasaan yang dilakukan dengan tulus.
Artikel Terkait
Bupati Bekasi Ditahan KPK, Minta Maaf ke Warga Usai Terjerat Kasus Ijon
Cek Rp28 Miliar untuk Pahlawan Biasa di Ranjang Rumah Sakit Sydney
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Tembus 1.071 Jiwa
Dandhy Laksono Ingatkan Pemerintah: Isu Aceh Bukan Lelucon